NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS dilanda aksi jual tadi malam (27/1). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,5% menjadi 1.781,54. Sebelumnya, pada pekan lalu, indeks acuan AS ini mencatatkan penurunan 2,6%.Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,3% menjadi 15.837,75. Kedua indeks acuan ditutup pada level terendah sejak pertengahan Desember laly. Apa sentimen yang membuat bursa AS memerah? Rupanya, kecemasan mengenai rencana the Federal Reserve untuk memangkas stimulus masih menjadi faktor utamanya. Selain itu, ada pula kecemasan investor terkait perlambatan ekonomi di China. "Saya rasa pasar saham emerging market belum akan memberikan sinyal positif saat ini. Yang menjadi pertanyaan besar, apakah ini merupakan dimulainya even makroekonomi atau hanya kecemasan pelaku pasar akan kehilangan keuntungan mereka sehingga melakukan aksi jual? Saat ini, investor mengevaluasi apakah sudah aman untuk masuk ke pasar atau memilih untuk menunggu," jelas Wayne Lin, Portfolio Manager Legg Mason Inc. Catatan saja, indeks S&P 500 mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak Juni 2012 pada pekan lalu. Salah satu pemicunya adalah terjadinya aksi jual pada mata uang negera berkembang sehingga banyak pelaku pasar yang cemas pasar global akan semakin volatil. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Wall Street masih enggan tersenyum
NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS dilanda aksi jual tadi malam (27/1). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,5% menjadi 1.781,54. Sebelumnya, pada pekan lalu, indeks acuan AS ini mencatatkan penurunan 2,6%.Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,3% menjadi 15.837,75. Kedua indeks acuan ditutup pada level terendah sejak pertengahan Desember laly. Apa sentimen yang membuat bursa AS memerah? Rupanya, kecemasan mengenai rencana the Federal Reserve untuk memangkas stimulus masih menjadi faktor utamanya. Selain itu, ada pula kecemasan investor terkait perlambatan ekonomi di China. "Saya rasa pasar saham emerging market belum akan memberikan sinyal positif saat ini. Yang menjadi pertanyaan besar, apakah ini merupakan dimulainya even makroekonomi atau hanya kecemasan pelaku pasar akan kehilangan keuntungan mereka sehingga melakukan aksi jual? Saat ini, investor mengevaluasi apakah sudah aman untuk masuk ke pasar atau memilih untuk menunggu," jelas Wayne Lin, Portfolio Manager Legg Mason Inc. Catatan saja, indeks S&P 500 mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak Juni 2012 pada pekan lalu. Salah satu pemicunya adalah terjadinya aksi jual pada mata uang negera berkembang sehingga banyak pelaku pasar yang cemas pasar global akan semakin volatil. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News