Wall Street masih terseret konflik



NEW YORK. Bursa Wall Street kembali ditutup di zona merah, Rabu (9/8), di tengah memanasnya hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara.

Mengutip CNBC, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 36,64 poin atau 0,17% ke level 22.048,70. Dow Jones sudah terkoreksi selama dua hari terakhir, setelah sempat reli sembilan hari dan mencetak rekor tertinggi baru. 

Indeks S&P 500 juga melemah tipis 0,90 poin atau 0,04% menjadi 2.474,02. Nasdaq Composite juga tergerus 18,13 poin atau 0,28% ke posisi 6.352,33.


Hubungan antara Negeri Paman Sam dan Korut memanas setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan peringatan keras agar Pyongyang tidak lagi melancarkan ancaman terhadap AS. Peringatan itu dibalas Korut dengan mengancam akan meledakkan rudal di wilayah Guam, markas militer AS. 

Ketegangan geopolitik memicu kekhawatiran pasar, sehingga enggan masuk ke pasar saham. Investor mencari perlindungan dengan membeli safe haven, seperti emas. Kecemasan investor tercermin pada indeks Volatilitas CBO, yang mencapai level tertinggi satu bulan.

"Serangan militer Korea Utara jelas akan menjadi tindakan perang melawan Amerika, karena itu saya memiliki keyakinan penuh bahwa Kim Jong-un tidak akan mengambil langkah drastis," kata Jeremy Klein, Kepala strategi pasar di FBN Securities seperti dilansir CNBC, Rabu.

"Makanya, volatilitas yang muncul sejak kemarin siang seharusnya segera mereda," imbuh Klein.

Komal Sri-Kumar, Presiden Sri-Kumar Strategies menyebut, meskipun ada ancaman dari Presiden Trump kemarin, pasar berharap ketegangan akan mereda dalam beberapa pekan mendatang. Hal itu tercermin dari kenaikan yield US Treasury yang terbilang kecil, 7 basis points (bps), dan kenaikan harga emas yang terkendali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini