Wall Street Masih Tertekan, Penurunan Mulai Mengecil Pada Rabu (7/12)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street masih turun meski aksi jual mulai mereda. Rabu (7/12), S&P 500 kehilangan 7,34 poin, atau 0,19%, menjadi ditutup pada 3.933,92 dan Nasdaq Composite turun 56,34 poin, atau 0,51%, menjadi berakhir pada 10.958,55. Dow Jones Industrial Average datar, berakhir pada 33.597,92.

Investor berjuang untuk memahami arah yang jelas efek kebijakan moneter Federal Reserve ke perusahaan di Amerika Serikat. Indeks S&P 500 turun lima hari bnerturut-turut. Sedangkan Nasdaq berakhir turun untuk keempat kalinya berturut-turut. Dow menghentikan penurunan beruntun dua sesi, karena berakhir tidak berubah dari hari sebelumnya.

Nasdaq terseret oleh penurunan 1,4% saham Apple Inc karena pemotongan target pengiriman iPhone oleh Morgan Stanley. Pemberat Nasdaq lainnya adalah penurunan 3,2% harga saham Tesla Inc karena kekhawatiran kehilangan produksi.


Pasar juga telah diguncang oleh komentar suram dari para eksekutif puncak di Goldman Sachs Group Inc, JPMorgan Chase & Co, dan Bank of America Corp pada hari Selasa bahwa resesi ringan hingga lebih parah kemungkinan akan terjadi.

Baca Juga: Wall Street Tumbang, Nasdaq Terjun 2% Pada Selasa (6/12)

Kekhawatiran bahwa bank sentral AS mungkin mempertahankan siklus kenaikan suku bunga yang lebih lama telah meningkat baru-baru ini setelah laporan pekerjaan dan sektor jasa yang kuat.

Lebih banyak data ekonomi, termasuk klaim pengangguran mingguan, indeks harga produsen dan survei sentimen konsumen Universitas Michigan minggu ini, akan berada dalam daftar pantauan untuk petunjuk tentang apa yang diharapkan dari Fed pada 14 Desember.

"Rasanya kita berada dalam periode yang sangat tidak pasti ini di mana investor mencoba untuk memastikan apa yang lebih penting, karena pembuat kebijakan memperlambat suku bunga tetapi data tidak mendukung," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA kepada Reuters. 

Indeks volatilitas CBOE, juga dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, ditutup pada 22,68, penutupan tertinggi sejak 18 November.

Baca Juga: Cermati Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Hari Ini

Pelaku pasar uang melihat peluang 91% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan utamanya sebesar 50 basis poin pada bulan Desember menjadi 4,25%-4,50%. Puncak suku bunga diperkirakan terjadi pada 2023 di angka 4,93%.

Kekhawatiran tentang kenaikan tajam dalam biaya pinjaman telah mengangkat nilai tukar dolar AS. Tapi, penguatan dolar AS menekan permintaan untuk aset berisiko seperti pasar saham tahun ini. S&P 500 berada di jalur penurunan setelah kenaikan beruntun tiga tahun.

Tiga dari 11 indeks sektor S&P utama lebih tinggi, termasuk sektor perawatan kesehatan salah satu. Layanan teknologi dan komunikasi, masing-masing turun 0,5 dan 0,9%, adalah yang berkinerja terburuk.

Sektor energi turun untuk sesi kelima berturut-turut. Kinerja sektor ini dibebani oleh penurunan harga minyak mentah AS yang berada di level terendah pada tahun 2022. Kekhawatiran atas prospek pertumbuhan global menghapus kenaikan sejak invasi Rusia ke Ukraina memperburuk krisis pasokan energi global terburuk dalam beberapa dekade.

Baca Juga: IHSG Dibayangi Aksi Profit Taking pada Perdagangan Kamis (8/12)

Carvana Co mengalami hari terburuknya sebagai perusahaan publik, kehilangan hampir setengah nilai sahamnya, setelah Wedbush menurunkan peringkat saham pengecer mobil bekas tersebut menjadi "berperforma buruk" dari "netral" dan memangkas target harganya menjadi US$ 1.

Harga saham United Airlines turun 4,1%. Serikat pekerja yang mewakili berbagai pekerja di maskapai mengatakan mereka akan bergabung dalam negosiasi kontrak.

Saham terkait perjalanan umumnya turun. Delta Air Lines dan American Airlines Group masing-masing turun 4,4% dan 5,4%, dengan operator jalur pelayaran Carnival Corp dan Norwegian Cruise Line Holdings serta Airbnb Inc dan Booking Holdings yang terkait akomodasi semuanya turun antara 1,7% dan 4,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati