Wall Street melanjutkan penurunan, investor berburu saham defensif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street masih ditutup turun pada Rabu (28/3) dengan pemberat saham-saham teknologi. Nasdaq composite turun dalam dua hari perdagangan setelah gagal memulihkan diri dari penurunan hari sebelumnya.

Indeks Nasdaq turun 0,85% ke bawah level 7.000, yakni pada 6.949,23. Harga saham Amazon turun 4,4%, Netflix turun 4,9% dan Apple turun 1,1% pada perdagangan yang berakhir pagi ini. 

Harga saham Amazon merosot setelah Axios melaporkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terobsesi dengan perusahaan ritel online ini. Axios melaporkan, Trump berniat mengejar Amazon.


Penurunan indeks tetap terjadi meski sempat menguat hingga 0,4% pada perdagangan intraday. Harga saham Tesla merosot 7,7% setelah penurunan rating utang yang mengiringi investigasi atas kecelakaan fatal mobil otonom pekan lalu.

Dow Jones Industrial Average turun 0,04% ke 23.848,42. Sedangkan indeks S&P 500 turun 0,29% ke 2.605.

Tiga indeks utama AS masih turun. Sejak Selasa pekan ini, para trader beralih ke saham-saham defensif untuk menghindari volatilitas. "Inilah yang terjadi melihat volatilitas yang terjadi menutupi kinerja kuartalan," kata Chuck Carlson, chief executive Horizon Investment Service kepada Reuters.

Saham-saham yang mencatat kenaikan berasal dari sektor barang konsumer, real estate, telekomunikasi, dan sektor kesehatan. Data terbaru Departemen Perdagangan AS menunjukkan, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat mencapai 2,9% secara tahunan, lebih tinggi ketimbang estimasi awal sebelumnya pada 2,5%. Belanja konsumen yang tinggi mendorong laju pertumbuhan di tiga bulan terakhir tahun lalu.

Data ekonomi yang kuat bisa membuka peluang bank sentral AS Federal Reserve untuk berpandangan lebih hawkish dalam menaikkan suku bunga. "Saya tidak heran melihat data ekonomi tersebut. Tapi, pasar saat ini tidak meliat data ekonomi kalau dilihat dari valuasinya," imbuh Carlson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati