Wall Street melejit setelah isu perang dagang mereda



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasar saham Amerika Serikat (AS) rebound pada perdagangan Senin (26/3). Ketiga indeks di Wall Street bahkan mencetak hari terbaik dalam 2,5 tahun, setelah kekhawatiran perang dagang antara AS dan China mereda.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 669,40 poin atau setara 2,84% ke level 24.202,6. Ini kenaikan harian terbesar ketiga yang pernah dicetak Dow Jones, setelah dua pencapaian terbaik sebelumnya pada Oktober 2008 silam.

Selain itu, indeks S&P 500 berakhir naik 70,29 poin atau 2,72% menjadi 2.658,55. Nasdaq Composite juga ditutup menguat 227,88 poin atau 3,26% ke posisi 7.220,54. Ketiga indeks utama AS ini menorehkan kenaikan harian terbaik sejak 26 Agustus 2015.


Kekhawatiran perang dagang berkurang, karena AS dan China dilaporkan bersedia untuk menegosiasikan kembali tarif pajak dan ketidakseimbangan perdagangan. Reli pasar saham terutama disokong saham teknologi, setelah sektor teknologi turun hampir 6% di S&P 500 pada pekan lalu.

"Kami melihat reli yang benar-benar bagus karena pembicaraan potensial dengan China. Orang-orang mengambil keuntungan dari penurunan besar minggu lalu," kata Dennis Dick, Kepala Struktur Pasar, Pedagang di Bright Trading LLC, seperti dilansir Reuters, Selasa.

Sebelumnya, pasar saham terkoreksi pekan lalu, terutama dipicu ketegangan seputar tindakan Presiden AS Donald Trump yang akan memungut tarif hingga US$ 60 miliar dari produk impor Cina.

Namun, ketegangan mulai mereda, karena Perdana Menteri Cina Li Keqiang berjanji untuk mempertahankan negosiasi perdagangan dan mempermudah akses bagi pebisnis Amerika.

Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan pada Minggu, ia percaya Washington dapat mencapai kesepakatan dengan China mengenai beberapa masalah, tetapi pengenaan tarif tidak akan ditunda, kecuali kedua negara mencapai perjanjian yang dapat diterima.

“Ini jelas mengurangi ketegangan perdagangan. Komentar Steve Mnuchin kemarin memberi ruang untuk negosiasi dengan China," ujar Oliver Pursche, Kepala Strategi Pasar di Bruderman Asset Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini