KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street melemah di awal perdagangan Kamis setelah angka klaim pengangguran yang lebih rendah daripada perkiraan memicu kekhawatiran inflasi tinggi. Inflasi tinggi dianggap sebagai peluang bagi Federal Reserve untuk mengerek suku bunga acuan. Kamis (7/9) pukul 21.14 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,08% ke 34.415. Indeks S&P 500 turun 0,63% ke 4.437. Sedangkan Nasdaq Composite tumbang 1,40% ke 13.678. Apple memimpin penurunan saham-saham dengan pertumbuhan megacap di tengah kekhawatiran atas pembatasan iPhone di Tiongkok. Harga saham Apple turun 3,6% di tengah berita bahwa Tiongkok telah memperluas pembatasan penggunaan iPhone oleh pegawai negeri. Pemerintah China mengharuskan staf di beberapa lembaga pemerintah pusat untuk berhenti menggunakan ponsel mereka di tempat kerja.
Bloomberg pada hari Kamis melaporkan bahwa Tiongkok berencana memperluas larangan iPhone ke perusahaan dan lembaga negara. Saham-saham megacaps lainnya Tesla, Nvidia dan Amazon.com turun antara 1% dan 3.4% di awal perdagangan.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.954 Hari Ini Kamis (7/9), Saham Bank Banyak Dijual Asing Saham pemasok Apple termasuk Skyworks Solutions, Qualcomm dan Qorvo juga turun antara 4% dan 5,3%. Indeks teknologi informasi S&P 500 turun 2,0% sedangkan indeks semikonduktor Philadelphia tergelincir 2,7%. Memicu kekhawatiran mengenai suku bunga yang akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran mencapai 216.000 untuk pekan yang berakhir 2 September. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraan sebanyak 234.000 klaim. “Jika Anda berinvestasi di saham, Anda ingin perekonomian melambat namun tidak kolaps, sehingga kekuatan apa pun dalam perekonomian akan membuat orang percaya bahwa The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada bulan September,” kata Robert Pavlik, senior manajer portofolio Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut kepada
Reuters. Ekspektasi bahwa The Fed mendekati akhir siklus kenaikan suku bunganya telah dipermudah dalam beberapa hari terakhir oleh data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan. Indeks utama Wall Street berakhir turun pada hari Rabu setelah sebuah laporan menyoroti aktivitas sektor jasa yang kuat bulan lalu.
Baca Juga: Atur Kembali Portofolio Investasi Saat Perekonomian Lebih Baik Taruhan para pedagang terhadap The Fed untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan September mencapai 91%. FedWatch Tool dari CME Group juga meramalkan peluang untuk jeda kenaikan bunga dalam pertemuan bulan November adalah sebesar 51,7%, turun dari hampir 59% pada minggu sebelumnya. Sentimen yang lebih buruk adalah data yang menunjukkan ekspor dan impor Tiongkok turun pada bulan Agustus. Penurunan permintaan luar negeri dan pelemahan belanja konsumen memukul bisnis di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini.
Saham perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS termasuk PDD Holdings, JD.com, Baidu dan Alibaba turun antara 3,4% dan 4,5%. Investor menunggu komentar dari setidaknya enam pembicara Fed, termasuk anggota pemungutan suara kebijakan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker, Wakil Ketua dan Presiden Fed New York John Williams, yang akan berbicara hari ini. Membantu menjaga Dow hanya melemah tipis, harga saham McDonald's naik hampir 1% setelah Wells Fargo meningkatkan rating saham ini menjadi
overweight. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati