Wall Street Melemah, Data Penjualan Ritel Picu Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street  dibuka melemah pada awal perdagangan Selasa (15/8). Data kenaikan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

Mengutip Reuters, Selasa (15/8), pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 88,26 poin, atau 0,25%,ke level 35.219,37, S&P 500 turun 10,85 poin, atau 0,24%, ke level 4.478,87, sedangkan Nasdaq Composite turun 27,85 poin, atau 0,20% ke level 13.760,48.

Laporan Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan ritel tumbuh 0,7% bulan lalu, lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan 0,4%. Ini menunjukkan ekonomi AS tetap kuat.


Data pertumbuhan penjualan ritel untuk bulan Juni direvisi naik menjadi 0,3%, dibandingkan dengan 0,2% yang dilaporkan sebelumnya.

Baca Juga: Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Naik dengan Lonjakan Saham Nvidia

Yield US treasury bertenor 10 tahun juga naik mendekati level tertinggi 10 bulan, dan terakhir naik di 4,27%. Peluang para pedagang untuk menghentikan kenaikan suku bunga oleh Fed pada pertemuan bulan September turun menjadi 86,5% dari 89% sebelum data dirilis.

"Mengingat fakta bahwa kami sangat waspada tentang The Fed dan apa langkah mereka selanjutnya pada bulan September, tidak mengherankan bahwa pasar bereaksi dengan kegelisahan," kata Peter Andersen, pendiri Andersen Capital Management di Boston.

"Angka penjualan ritel mungkin menunjukkan bahwa Fed akan terus menaikkan suku bunga."

Kenaikan imbal hasil Treasury telah menekan ekuitas setelah data harga produsen yang lebih panas dari perkiraan pekan lalu memicu kekhawatiran Fed dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dari yang diantisipasi sebelumnya.

Saham Nvidia naik 2,2% dalam perdagangan premarket pada hari Selasa setelah UBS dan Wells Fargo menaikkan target harga saham Nvidia.

Baca Juga: Wall Street Melemah, Investor Menanti Rilis Data Ekonomi AS

Saham Tesla tergelincir 0,7% setelah produsen mobil listrik itu memperkenalkan dua versi sedan Model S dan SUV Model X yang lebih murah di Amerika Serikat.

Saham perusahaan China JD.Com, Alibaba Group, dan Bilibili yang terdaftar di AS turun antara 0,7% dan 1,2% menyusul putaran lain data ekonomi mengecewakan dari China yang mendorong Beijing untuk memangkas suku bunga kebijakan utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi