KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup turun pada akhir perdagangan Rabu (3/5), setelah komentar Gubernur The Fed Jerome Powell membuat investor bertanya-tanya bagaimana arah kebijakan suku bunga AS ke depannya. The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps) sesuai ekspektasi pasar, dan mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut. Dengan kenaikan ini, maka tingkat suku bunga
overnight AS ada di kisaran 5%-5,25%, dan merupakan kenaikan 10 kali berturut-turut sejak Maret 2022.
Baca Juga: Wall Street Bergerak Naik Menjelang Keputusan The Fed, Rabu (3/5) Mengutip
Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 270,29 poin atau 0,8% ke level 33.414,24, S&P 500 turun 28,83 poin atau 0,70% ke level 4.090,75 dan Nasdaq Composite turun 55,18 poin atau 0,46% ke level 12.025,33. Seluruh sektor utama S&P 500 turun, dengan sektor energi dan keuangan turun paling dalam. Indeks perbankan regional KBW turun 0,9%, memperpanjang penurunan tajam minggu ini. Volume perdagangan sajam di bursa AS mencapai 12,03 miliar saham, dengan rata-rata 10,51 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir. Saham mulai turun setelah konferensi pers menyusul pernyataan The Fed. Powell mengatakan The Fed masih memandang inflasi terlalu tinggi, dan mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa siklus kenaikan suku bunga telah berakhir. "The Fed terus berjalan di atas tali, dan itu adalah mereka mencoba untuk mencapai keseimbangan antara kredibilitas melawan inflasi sambil mencoba merekayasa soft landing," kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors di Boston. Investor cemas akan sinyal dari bank sentral AS tentang apakah kenaikan Rabu akan menjadi kenaikan terakhir untuk saat ini. "Siapapun yang mengharapkan kecenderungan ke arah skenario itu, sepertinya mereka tidak mendapatkannya," kata Alan Lancz, presiden Alan B. Lancz & Associates Inc., sebuah firma penasihat investasi yang berbasis di Toledo, Ohio. "Itu tidak meyakinkan."
Baca Juga: Wall Street Anjlok Terseret Saham Bank Regional, Investor Tunggu Keputusan The Fed Investor khawatir bahwa suku bunga yang lebih tinggi pada akhirnya akan mendorong ekonomi ke dalam resesi. Sebelumnya, data menunjukkan perusahaan swasta AS meningkatkan perekrutan pada bulan April, tetapi menunjukkan tanda-tanda pasar tenaga kerja melambat menyusul kenaikan suku bunga. Sebuah laporan terpisah menunjukkan sektor jasa AS mempertahankan laju pertumbuhan yang stabil di bulan April, tetapi harga input yang lebih tinggi mengindikasikan inflasi dapat tetap tinggi untuk beberapa waktu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi