Wall Street Melemah Dipicu Data Pekerjaan AS, Investor Menanti Laporan Pendapatan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (7/7), karena investor mencerna laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang tumbuh lebih lemah dari perkiraan. Investor kini tengah menanti rilis data ekonomi lainnya dan laporan pendapatan perusahaan di pekan-pekan mendatang.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 187,38 poin, atau 0,55% ke level 33.734,88, S&P 500 kehilangan 12,64 poin, atau 0,29% ke level 4.398,95 dan Nasdaq Composite turun 18,33 poin, atau 0,13% ke level 13.660,72. 

Dalam sepekan, indeks S&P 500 turun sekitar 1,2%, Dow Jones turun sekitar 2% dan Nasdaq turun 0,9%.


Baca Juga: Wall Street Melemah di Awal Perdagangan Jumat (7/7)

Saham Alibaba yang terdaftar di AS naik 8% setelah otoritas China mengatakan mereka akan mengenakan denda US$ 984 juta pada Ant Group, mengakhiri perombakan peraturan perusahaan afiliasi fintech selama bertahun-tahun.

Volume transaksi perdagangan saham AS mencapai 10,3 miliar saham dengan rata-rata 11,1 miliar dalam 20 hari terakhir perdagangan.

Data pemerintah AS menyebutkan, AS menambahkan pekerjaan paling sedikit dalam 2,5 tahun pada bulan Juni, meskipun pertumbuhan upah yang kuat secara terus-menerus menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang masih ketat.

Laporan menunjukkan nonfarm payrolls meningkat sebesar 209.000 pekerjaan pada Juni, menyusul aksi jual pada Kamis yang dipicu oleh lonjakan private payrolls Juni yang memicu kekhawatiran Federal Reserve akan bergerak agresif menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

"Laporan pekerjaan hari ini saya pikir konsisten dengan apa yang ingin dilihat The Fed," kata Josh Jamner, analis strategi investasi di ClearBridge Investments.

"Itu tidak berarti, misi tercapai atau pekerjaan selesai. Tetapi pendinginan terus-menerus di pasar kerja pada akhirnya akan membuat hidup mereka lebih mudah."

Benchmark S&P 500 menguat hampir sepanjang sore, tetapi saham dijual menjelang akhir sesi.

Baca Juga: Wall Street Tergelincir Data Tenaga Kerja yang Kuat

"Investor lebih berhati-hati memasuki minggu yang sangat penting dengan dimulainya musim pendapatan dan pembacaan inflasi yang sangat penting di pertengahan minggu," kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial.

The Fed masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan akhir bulan ini setelah berhenti pada bulan Juni, karena pertumbuhan pekerjaan tetap di atas kecepatan dalam dekade sebelum pandemi.

Pejabat Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan dia tidak setuju dengan sesama pejabat bank sentral AS bahwa suku bunga perlu dinaikkan beberapa kali lagi tahun ini untuk mengalahkan inflasi yang terlalu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi