Wall Street Melemah Dipicu Jatuhnya Saham Megacap, Investor Fokus ke Data Ekonomi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada awal perdagangan Kamis (26/10), tertekan oleh penurunan saham-saham megacap imbas dari kenaikan imbal hasil treasury. Sementara itu, kini investor mencermati rilis pendapatan perusahaan teknologi besar dan sejumlah data ekonomi yang beragam.

Mengutip Reuters, pada bel pembukaan perdangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 18,76 poin, atau 0,06% ke level 33.017,17, S&P 500 turun 10,78 poin, atau 0,26% ke level 4,175.99, sedangkan Nasdaq Composite turun 52,26 poin, atau 0,41% ke level 12,768.97.

Saham Meta Platforms turun 4,1% dalam perdagangan pre market karena induk Facebook memperkirakan pengeluaran tahun 2024 di atas perkiraan dan menyatakan konflik Timur Tengah dapat mengurangi penjualan kuartal keempat.


Baca Juga: Wall Street Ditutup Melemah Tajam, Terseret Aksi Jual Besar-besaran

Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10-tahun berada di dekat angka 5%, menyeret saham-saham megacaps Tesla dan Microsoft turun 1,5% dan 0,2%.

Saham Amazon.com merosot 1,1% menjelang laporan keuangannya, yang akan dirilis setelah bel penutupan.

Dari sisi data, ekonomi AS tumbuh pada laju tercepat dalam hampir dua tahun pada kuartal ketiga, sekali lagi mengabaikan peringatan resesi yang telah berlangsung sejak tahun 2022.

Pembelian barang tahan lama naik 4,7% pada bulan September, lebih tinggi dari perkiraan 1,7%, sementara klaim pengangguran naik menjadi 210.,000 pada pekan yang berakhir 21 Oktober, lebih tinggi dibandingkan perkiraan 208.000.

“Klaim pengangguran muncul lebih buruk dari perkiraan, yang memberikan dukungan bagi The Fed untuk tetap bertahan dan tidak melakukan hal tersebut (menaikkan suku bunga) lagi baik pada bulan November atau mudah-mudahan pada bulan Desember, maka kita akan melihat harga inti PCE, yang menambah narasi tersebut,” kata Thomas Hayes, ketua di Great Hill Capital LLC.

Baca Juga: Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Anjlok, Terseret Kinerja Buruk Alphabet

"The Fed melihat lapangan pekerjaan dan inflasi, apakah mereka akan melakukan pengetatan lebih lanjut. Jadi, dalam kasus PDB, kabar baik adalah kabar baik dan ini adalah data ekonomi pagi hari."

Para pedagang menambah spekulasi bahwa Federal Reserve akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi pada tahun ini dan akan memulai penurunan suku bunga pada pertengahan tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi