Wall Street Melemah, Dipicu Kenaikan Yield Treasury dan Arah Kebijakan Bunga The Fed



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (19/10) di tengah kenaikan imbal hasil treasury dan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell tentang kebijakan moneter ke depan. Investor khawatir apakah suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 250,91 poin, atau 0,75% ke level 33,414.17, S&P 500 turun 36,6 poin, atau 0,85%, ke level 4,278 dan Nasdaq Composite turun 128,13 poin, atau 0,96%, ke level 13,186.18.

Sektor real estat yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,4% dan merupakan sektor S&P 500 dengan kinerja terburuk hari ini.


Saham Netflix Inc melonjak 16,1% setelah perusahaan streaming itu mengatakan akan menaikkan harga langganan di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis setelah menambah 9 juta pengguna pada kuartal ketiga.

Baca Juga: Wall Street Naik Tipis Jelang Pidato Powell Kamis (19/10), Saham Netflix Melonjak

Saham American Airlines naik 0,8% setelah perusahaan membukukan hasil kuartalan yang optimistis.

Saham Tesla turun sehari setelah laporan pendapatan kuartal III turun dan CEO Tesla Elon Musk khawatir tingginya suku bunga mempengaruhi permintaan.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 11,82 miliar saham dengan rata-rata 10,50 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Imbal hasil treasury terus naik, dimana yield treasury bertenor 10 tahun berada di 5%, level tertinggi dalam 16 tahun. 

"(yield treasury) 10 tahun sepertinya akan membentuk tren baru yang lebih tinggi, yang ... memberikan tekanan pada ekuitas, setidaknya dalam jangka pendek," kata Oliver Pursche, wakil presiden senior, penasihat Wealthspire Advisors di Westport, Connecticut.

“Pasar berharap bahwa Powell akan mengindikasikan bahwa The Fed akan menghentikan sementara kenaikan suku bunganya, dan dia secara efektif mengisyaratkan gagasan bahwa mereka harus menaikkan suku bunga lagi jika mereka terus khawatir terhadap inflasi."

Baca Juga: Wall Street Dibuka Naik Menjelang Pidato Powell, Kamis (19/10)  

Powell mengatakan di Economic Club di New York bahwa para pejabat bank sentral AS mengambil kebijakan dengan hati-hati setelah kenaikan suku bunga yang agresif tahun lalu, namun ia menambahkan bahwa kekuatan perekonomian dan pasar tenaga kerja yang terus ketat dapat menjamin kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Data minggu ini menunjukkan permintaan konsumen yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam sembilan bulan pada minggu lalu.

Pasar tenaga kerja menunjukkan kekuatan meskipun bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi