Wall Street Melemah, Dipicu Penurunan Saham Peralatan Chip



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Jumat (15/9). Indeks Nasdaq mencatat pelemahan terdalam dipicu anjloknya saham pembuat peralatan chip yang dipicu oleh aksi perusahaan semikonduktor TSMC yang meminta vendornya untuk menunda pengiriman peralatan chip.

Mengutip Reuters, pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 5,07 poin, atau 0,01%, ke level 34.902,04. S&P 500 turun 7,12 poin, atau 0,16% ke level 4,497.98, sedangkan Nasdaq Composite turun 36,85 poin, atau 0,26%, ke level 13,889.20.

Saham Applied Materials, Lam Research dan KLA Corp masing-masing turun lebih dari 2% setelah Reuters melaporkan tentang langkah TSMC, membebani Nasdaq yang padat teknologi.


Baca Juga: Wall Street Menguat, Dow Jones Mencatat Kenaikan Harian Terbesar

Semakin melemahkan sentimen, imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun naik, menyeret turun saham-saham pertumbuhan seperti Amazon, Nvidia dan Microsoft antara 1,4% dan 2,1%.

Saham-saham teknologi informasi dan konsumen termasuk di antara sektor-sektor yang mengalami penurunan terbesar dalam S&P 500, keduanya turun lebih dari 1%.

Saham Arm Holdings SoftBank naik 2,4% setelah debut cemerlangnya di Nasdaq pada hari Kamis, menghidupkan kembali harapan perubahan haluan di pasar penawaran umum perdana (IPO).

“Fakta bahwa kinerjanya bagus menunjukkan potensi lebih banyak masalah baru, yang mungkin baik bagi pasar dan sektor perbankan,” kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments.

Investor juga fokus pada debut Neumora Therapeutics hari ini setelah perusahaan yang didukung SoftBank mengumpulkan US$ 250 juta dalam IPO-nya di AS.

Meredanya kekhawatiran mengenai resesi dan optimisme atas jeda suku bunga minggu depan telah mendorong saham-saham AS menguat pada hari Kamis.

Baca Juga: Wall Street: Dow Naik 200 Poin, Penguatan Pertama dalam 3 Hari Terakhir

CME FedWatch Tool menunjukkan, 97% pedagang bertaruh Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil pada pertemuan kebijakan tanggal 20 September. Sementara peluang The Fed untuk jeda pada bulan November mencapai hampir 68%.

“Pandangan pasar secara umum adalah jika kita tidak berada pada harga tertinggi, maka kita sudah sangat dekat (sampai akhir kenaikan suku bunga) dan penyimpangan kecil pada CPI atau PPI mungkin tidak akan mengubah hal tersebut,” ujar Meckler.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi