Wall Street Melemah Jelang Akhir Pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street turun di awal perdagangan hari ini. Jumat (5/8) pukul 21.25 WIB, Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,06% ke 32.700. Indeks S&P 500 turun 0,23% ke 4.142. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,14% ke 12.701.

Saham teknologi menanggung beban aksi jual, setelah laporan pekerjaan yang solid mendukung Federal Reserve untuk terus melanjutkan kenaikan suku bunga.

Pengusaha Amerika Serikat (AS) mempekerjakan jauh lebih banyak pekerja daripada prediksi pada bulan Juli. Ini adalah bulan ke-19 ekspansi penggajian. Tingkat pengangguran turun ke level terendah sebelum pandemi sebesar 3,5%. Laporan tersebut memberikan bukti terkuat bahwa ekonomi tidak dalam resesi.


Baca Juga: IHSG Melaju di Atas Level 7.000, Bagaimana Proyeksinya untuk Minggu Depan?

"Ini adalah angka blockbuster, membuka jalan bagi The Fed untuk melanjutkan sudut pandang hawkish yang telah diungkapkan baru-baru ini. Saya pikir kemungkinan besar kenaikan 75 basis poin pada September," kata Dean Smith, kepala strategi di FolioBeyond kepada Reuters.

Indeks pertumbuhan, yang menampung teknologi dan saham terkait turun karena imbal hasil Treasury AS memperpanjang kenaikannya setelah laporan ketenagakerjaan. Saham Tesla Inc dan Amazon.com masing-masing turun 2,2% dan 1,3%.

Sejumlah pejabat bank sentral AS pekan ini mengatakan The Fed tetap bertekad untuk tetap pada sikap pengetatan kebijakan yang agresif sampai melihat bukti kuat dan stabil bahwa inflasi cenderung menuju target The Fed di 2%.

Pasar sekarang memperkirakan peluang 65,5% dari kenaikan suku bunga 75 basis poin pada bulan September. Prediksi ini naik dari 40% sebelum data. Bank sentral telah menaikkan suku bunga sebesar 2,25 poin persentase sepanjang tahun ini.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,39% pada Jumat (5/8), Net Buy Asing Mencapai Rp 1,46 Triliun

Kekhawatiran lonjakan biaya bunga, perang di Ukraina, krisis energi Eropa dan wabah Covid-19 di China telah mengguncang pasar saham tahun ini. Kekhawatiran ini juga mendorong analis untuk menyesuaikan ekspektasi pendapatan emiten bursa saham Amerika.

Musim pendapatan kuartal kedua yang optimistis ditambah dengan kumpulan data ekonomi yang kuat telah membantu S&P 500 bangkit kembali hampir 13,6% dari posisi terendah pertengahan Juni.

"Data terbaru adalah pengingat kuat lainnya bahwa kita tidak berada dalam resesi dan kemungkinan resesi tidak akan terjadi di mana pun," kata kepala strategi pasar Ryan Detrick di Carson Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati