Wall Street Melemah Tiga Hari Berturut-turut, Kekhawatiran Resesi Meningkat



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (16/12). Wall Street melemah tiga hari berturut-turut imbas kekhawatiran investor terhadap kebijakan kenaikan suku bunga The Fed yang bisa menggiring ekonomi masuk ke dalam resesi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 281,76 poin atau 0,85% ke 32.920,46, S&P 500 turun 43,39 poin atau 1,11% ke 3.852,36 dan Nasdaq Composite turun 105,12 poin atau 0,97% ke 10.705,41.

Dalam sepekan, Dow Jones turun 1,66%, S&P 500 anjlok 2,09% dan Nasdaq Composite melorot 2,72%.


11 indeks sektoral di S&P 500 turun, dipimpin penurunan sektor real estate yang melemah lebih dari 2,96%.

Baca Juga: Wall Street Terjun Bebas Pada Kamis (15/12) Akibat Potensi Resesi yang Makin Besar

Total volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 17,28 miliar saham. 

Mengutip Reuters, keputusan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin sejatinya sudah diekspektasi pasar. Namun, saham AS bergerak melemah setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengisyaratkan The Fed masih akan melakukan pengetatan kebijakan suku bunga ke depan.

Bahkan, The Fed memproyeksikan suku bunga akan melampaui level 5% pada tahun 2023.

Pejabat The Fed New York John Williams menambahkan, masih ada kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan lebih besar dari yang diperkirakan pada tahun depan. 

Menambah kekhawatiran pasar, pejabat The Fed New York Mary Daly mengatakan, bukan tidak mungkin bahwa begitu suku bunga kebijakan The Fed mencapai puncaknya, maka suku bunga akan bertahan di level tersebut hingga tahun 2024.

"Akhirnya pasar mempertimbangkan bahwa berita buruk seharusnya menjadi hal buruk bagi pasar," kata Dave Wagner, analis ekuitas dan manajer portofolio Aptus Capital Advisors seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun, Terseret Kecemasan Nada Hawkish The Fed

Sementara itu, laporan aktivitas bisnis AS menunjukkan kontraksi lebih lanjut pada Desember. Pesanan baru merosot ke level terendah dalam 2,5 tahun.

Prospek reli Sinterklas di pasar tahun ini meredup, karena mayoritas bank sentral global telah mengadopsi kebijakan pengetatan. 

Yang terbaru, Bank of England dan Bank Sentral Eropa juga melanjutkan siklus kenaikan suku bunga dalam keputusan kebijakannya pada Kamis (15/12).   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi