KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street ditutup naik pada hari Selasa (13/8) dan mencapai level tertinggi hampir dua minggu. Data harga produsen yang lebih rendah memperkuat taruhan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September. Selasa (13/8), S&P 500 naik 90,04 poin atau 1,68% hingga ditutup pada 5.434,43. Nasdaq Composite naik 407,00 poin atau 2,43% hingga mencapai 17.187,61. Dow Jones Industrial Average naik 408,63 poin atau 1,04% menjadi 39.765,64. Harga produsen di Amerika Serikat (AS) meningkat lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Juli. Kenaikan biaya barang diredam oleh sektor jasa yang lebih murah, yang menunjukkan bahwa inflasi terus menurun. Dalam 12 bulan hingga Juli,
producer price index (PPI) meningkat 2,2% setelah naik 2,7% pada bulan Juni.
Investor sekarang menunggu angka harga konsumen atawa
consumer price index (CPI) bulan Juli yang akan dirilis pada hari Rabu nanti malam dan data penjualan ritel pada hari Kamis malam untuk memperkuat taruhan pada pemotongan suku bunga yang agresif oleh bank sentral AS. “Angka inti PPI melanjutkan narasi bahwa The Fed telah melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk menjaga inflasi relatif terkendali dan bahwa langkah yang lebih mungkin adalah pemotongan suku bunga lebih cepat daripada nanti,” kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities kepada
Reuters.
Baca Juga: IHSG di Atas 7.300, Lonjakan Saham DSSA Menyokong Indeks Saham Dia menambahkan bahwa setiap data akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada pasar. Karena para pelaku pasar sangat gelisah saat ini. Para pelaku pasar sekarang melihat peluang 55% dari penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh bank sentral AS. Sebelum rilis data PPI, prediksi peluang penurunan masih berada di bawah 50%, menurut FedWatch Tool milik CME. Wall Street berfluktuasi pada hari Senin dengan S&P 500 hampir datar dan Nasdaq memperoleh sedikit keuntungan, menyusul minggu yang penuh gejolak. Pekan lalu, laporan ekonomi beragam dan ada efek kenaikan suku bunga oleh bank sentral Jepang. Pada perdagangan semalam di Wall Street, sektor teknologi informasi dan barang konsumsi diskresioner merupakan sektor dengan kinerja terbaik.
Baca Juga: Wall Street Menguat Usai Harga Produsen AS Lebih Rendah, Saham Starbucks Melonjak Saham energi anjlok karena harga minyak yang lebih rendah. Langkah OPEC untuk memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan pada tahun 2024 meredakan kekhawatiran risiko pasokan yang disebabkan oleh konflik yang meluas di Timur Tengah. Indeks Russell 2000, yang berfokus pada perusahaan kecil, naik 1,6%.
Saham Starbucks merupakan perusahaan dengan kinerja terbaik di S&P 500. Harga saham warung kopi ini melonjak 24,5%, persentase kenaikan satu hari terbesar yang pernah ada. Starbucks menunjuk kepala Chipotle Mexican Grill Brian Niccol sebagai Chairman dan CEO. Sementara harga saham Chipotle turun 7,5%. Harga saham Home Depot membalikkan penurunan dan naik 1,2%. Jaringan perbaikan rumah tersebut memperkirakan penurunan laba tahunan dan penurunan yang lebih besar dalam penjualan tahunan yang sebanding. Harga saham BuzzFeed melonjak 25,9% setelah perusahaan media digital itu mempersempit kerugian bersihnya pada kuartal kedua menjadi US$ 6,6 juta dari US$ 22,5 juta tahun sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati