KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street jatuh pada Rabu (2 April) di tengah kekhawatiran investor terhadap dampak tarif besar-besaran yang diumumkan Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomian global, laba korporasi, dan inflasi. Ketidakpastian mengenai detail kebijakan ini semakin membebani sentimen pasar, menyebabkan aksi jual di berbagai sektor saham utama.
Ketidakpastian Tarif Trump Menghantui Pasar
Trump berencana mengumumkan kebijakan tarif baru dalam sebuah acara di Rose Garden Gedung Putih pada pukul 16:00 ET (20:00 GMT). Rencana ini, yang disebut sebagai "Liberation Day", bertujuan untuk menyamakan tarif impor AS dengan tarif yang dikenakan oleh negara lain.Indeks Wall Street Tertekan, Saham Teknologi dan Konsumen Melemah
Pada pukul 09:39 pagi waktu setempat, ketiga indeks utama AS mengalami pelemahan:- Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 156,51 poin (-0,37%) ke 41.833,45
- S&P 500 (SPX) kehilangan 26,55 poin (-0,47%) ke 5.606,52
- Nasdaq Composite (IXIC) melemah 99,07 poin (-0,57%) ke 17.350,82
- Nvidia (NVDA.O) turun 1,7%
- Amazon (AMZN.O) merosot 1,1%
Tarif dan Ketidakpastian Ekonomi Memicu Koreksi Pasar
Pasar saham AS telah mengalami tekanan jual signifikan sepanjang tahun ini, dengan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 10% dari level tertinggi bulan lalu, yang menandakan koreksi pasar akibat ketidakpastian kebijakan tarif. S&P 500 juga mencatat penurunan 4,6% pada kuartal pertama 2025, menjadi kinerja terburuk sejak Juli 2022. Di sisi data ekonomi, laporan terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan payroll sektor swasta meningkat pada Maret. Selain itu, data pesanan pabrik AS dijadwalkan akan dirilis pukul 10:00 ET, namun fokus utama pasar adalah laporan non-farm payrolls dan pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, pada Jumat mendatang. Investor akan mencari petunjuk lebih lanjut tentang kondisi ekonomi AS dan arah kebijakan suku bunga The Fed. Baca Juga: S&P 500 dan Nasdaq Cetak Kinerja Kuartalan Terburuk Sejak 2022 Imbas Tarif TrumpProspek Pasar: Kekhawatiran Inflasi dan Suku Bunga
Meskipun pelaku pasar saat ini masih memperkirakan tiga kali pemangkasan suku bunga dari The Fed tahun ini, potensi inflasi akibat tarif impor baru dapat menghambat rencana tersebut. Hal ini semakin memperburuk ketidakpastian di pasar keuangan. Pada perdagangan terbaru:- Rasio saham yang mengalami penurunan terhadap yang naik mencapai 2,41 banding 1 di NYSE dan 1,59 banding 1 di Nasdaq
- S&P 500 mencatat lima level tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, tetapi juga mencatat delapan level terendah baru
- Nasdaq mencetak tujuh level tertinggi baru, tetapi mengalami 187 level terendah baru, menandakan tekanan jual yang kuat di saham teknologi