KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street dibuka melemah di awal pekan. Indeks saham AS melemah karena kenaikan imbal hasil Treasury dan prospek kenaikan inflasi memicu kekhawatiran valuasi saham perusahaan terkait teknologi. Senin (22/2) pukul 21.50 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,45% ke 31.351. Indeks S&P 500 turun 0,73% ke 3.878. Sedangkan Nasdaq Composite merosot 1,05% ke 13.727. Saham Apple Inc, Microsoft Corp, Facebook Inc, Alphabet Inc, Tesla Inc, Netflix Inc dan Amazon.com Inc melanjutkan penurunan dari minggu sebelumnya, jatuh antara 1% dan 2,8% dalam pra perdagangan. Pendapatan kuartal keempat yang sebagian besar optimistis telah mendorong indeks utama Wall Street ke rekor tertinggi awal pekan lalu. Tetapi reli berbalik arah di tengah kekhawatiran potensi hambatan dalam upaya vaksinasi di seluruh AS dan kekhawatiran inflasi meningkat dari serangkaian langkah-langkah stimulus. "Karena investor cenderung mengantisipasi, mereka mempersiapkan potensi lonjakan inflasi sekarang," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research kepada Reuters.
Wall Street melorot di awal perdagangan pekan ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street dibuka melemah di awal pekan. Indeks saham AS melemah karena kenaikan imbal hasil Treasury dan prospek kenaikan inflasi memicu kekhawatiran valuasi saham perusahaan terkait teknologi. Senin (22/2) pukul 21.50 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,45% ke 31.351. Indeks S&P 500 turun 0,73% ke 3.878. Sedangkan Nasdaq Composite merosot 1,05% ke 13.727. Saham Apple Inc, Microsoft Corp, Facebook Inc, Alphabet Inc, Tesla Inc, Netflix Inc dan Amazon.com Inc melanjutkan penurunan dari minggu sebelumnya, jatuh antara 1% dan 2,8% dalam pra perdagangan. Pendapatan kuartal keempat yang sebagian besar optimistis telah mendorong indeks utama Wall Street ke rekor tertinggi awal pekan lalu. Tetapi reli berbalik arah di tengah kekhawatiran potensi hambatan dalam upaya vaksinasi di seluruh AS dan kekhawatiran inflasi meningkat dari serangkaian langkah-langkah stimulus. "Karena investor cenderung mengantisipasi, mereka mempersiapkan potensi lonjakan inflasi sekarang," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research kepada Reuters.