KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun mengantisipasi kinerja emiten yang tertekan di kuartal pertama 2020. Senin (13/4) pukul 21.13 WIB, Dow Jones Industrial Averaget turun 1,23% ke 23.423. Indeks S&P 500 melemah 1,1% ke 2.758. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,34% ke 8.125. Hampir seluruh sektor diprediksi melaporkan kinerja buruk di kuartal pertama. Tapi, sektor barang konsumsi, kesehatan, dan teknologi diramal menjadi titik terang.
Analis memperkirakan penurunan laba 8,1% emiten pada kuartal pertama 2020 ketimbang setahun lalu. Angka ini turun dari prediksi IBES Refinitiv sebelumnya yang meramal pertumbuhan laba 6,3%. Jika prediksi penurunan ini benar, maka penurunan laba akan menjadi penurunan terbesar sejak kuartal ketiga 2009. Ketika itu, laba emiten merosot 14,7% secara tahunan.
Baca Juga: Rupiah menguat, investor asing berpotensi masuk lagi ke pasar obligasi Terlebih, sejumlah emiten menarik proyeksi (
guidance) kinerja kuartalan. Langkah ini menyebabkan investor dan analis ketar-ketir bahwa efek virus corona jauh lebih buruk daripada prediksi. Menurut data Refinitiv, laba sektor teknologi diramal naik 2,9% ketimbang kuartal pertama tahun lalu. Laba sektor jasa komunikasi diprediksi naik 7,8%, utilitas naik 2,3%, layanan kesehatan naik 1,6%, dan barang konsumsi naik 0,9%. Daniel Morgan, vice president and senior portfolio manager Synovus Trust Company mengatakan, sektor teknologi memiliki kas yang relatif tinggi dengan tingkat utang yang rendah sehingga menjadi
safe haven sementara. Dia melihat, Microsoft, Nvidia, dan Citrix Systems termasuk dalam 10 besar saham pilihan dan akan memiliki kinerja yang lebih tahan banting. "Anda akan melihat perusahaan-perusahaan berusaha merampingkan usaha dan menjadi lebih produktiv. Tren ini masih akan terus berlangsung," kata Morgan kepada
Reuters. Baca Juga: IHSG masih tertekan, dua sektor bisa jadi pilihan trading Kim Forest, chief investment officer Bokeh Capital Partners mengatakan bahwa saham-saham barang konsumsi dan layanan kesehatan akan diuntungkan pada kondisi saat ini. Tapi, dia mengingatkan bahwa saham-saham sektor ini belum tentu mampu mencetak laba tinggi. "Perlu diingat bahwa orang-orang memburu barang-barang dengan margin rendah sehingga pendapatan akan tinggi, tapi laba belum tentu," kata Forest. Strategist Goldman Sachs memperkirakan, laba emiten S&P 500 kuartal pertama akan turun 15% secara tahunan dan turun 33% pada setahun penuh 2020. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati