Wall Street Melorot Lagi, Investor Akan Mencermati Data Tenaga Kerja AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street tertekan di awal perdagangan hari ini. Penurunan ini adalah penurunan pasar saham Amerika Serikat (AS) ketiga sejak akhir pekan lalu setelah pernyataan pengetatan kebijakan Federal Reserve pada Jumat (26/8). Investor menantikan kepercayaan konsumen dan data lowongan pekerjaan yang dirilis Selasa siang waktu setempat.

Selasa (30/8) pukul 21.30 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,49% ke 31.939. Indeks &P 500 melemah 0,58% ke 4.007. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,65% ke 11.940.

Indeks acuan S&P 500 telah merosot hampir 4% sejak pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole pekan lalu. Powell menegaskan kembali tekad bank sentral untuk menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi meskipun ekonomi melambat.


Baca Juga: Menguat Hari Ini, Bagaimana Arah IHSG Pada Perdagangan Rabu (31/8)?

Semua perhatian tertuju pada data kepercayaan konsumen AS, yang akan dirilis pada pukul 10:00 waktu Washington. Kepercayaan konsumen diperkirakan akan menunjukkan kenaikan ke 97,9 poin pada Agustus dari 95,7 bulan lalu.

Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja diperkirakan menunjukkan lowongan pekerjaan kemungkinan turun menjadi 10,475 juta pada Juli dari 10,698 juta pada Juni.

Laporan tersebut adalah salah satu dari beberapa metrik yang diawasi ketat oleh pembuat kebijakan Fed dan akan menjadi awal dari data non-farm payrolls Agustus pada hari Jumat. Setiap penurunan dalam permintaan tenaga kerja akan menjadi tanda sambutan bagi pasar karena dapat mengurangi tekanan pada The Fed untuk mengerek suku bunga terlalu besar.

Baca Juga: Dibayangi Inflasi, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Ritel Berikut ini

"Pasar saham mungkin berada di kondisi di mana berita buruk adalah kabar baik. Pasar sangat fokus pada Fed sehingga angka pekerjaan pada hari Jumat yang terlalu kuat kemungkinan akan menakuti beberapa orang," kata Jeff Buchbinder, kepala strategi ekuitas untuk LPL Financial kepada Reuters.

"Kami masih berpikir saham dapat naik sedikit lebih tinggi antara sekarang dan akhir tahun, tetapi dalam waktu dekat kami akan memperkirakan sedikit ketidakstabilan karena pasar mengumpulkan lebih banyak informasi tentang prospek Fed dan suku bunga," imbuh Buchbinder

Harga saham bank yang sensitif terhadap suku bunga naik dalam perdagangan premarket, dipimpin oleh Bank of America dengan kenaikan 1,3%. Benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun turun setelah dua sesi berturut-turut naik.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Rabu (31/8)

Harga saham-saham pertumbuhan megacap dan saham teknologi seperti Nvidia Corp dan Tesla Inc, yang berada di bawah tekanan karena imbal hasil melonjak, masing-masing menguat 1,4% dan 1,8%.

Indeks Volatilitas CBOE, juga dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, merosot ke 25,39 poin setelah ditutup pada level tertinggi lebih dari enam minggu di sesi sebelumnya.

Harga saham Twitter Inc turun 0,9% karena kepala Tesla Inc Elon Musk mengirim pemberitahuan tambahan untuk mengakhiri kesepakatan akuisisi senilai US$ 44 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati