Wall Street Memerah (31/5): Dow Turun 200 Poin Jelang Pemungutan Suara Plafon Utang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street jatuh menjelang pemungutan suara anggota parlemen terhadap kesepakatan untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat (AS) pada Rabu (31/5).

Sementara itu, data pasar tenaga kerja AS yang kuat secara tak terduga memperkuat taruhan kenaikan suku bunga The Fed berikutnya.

Melansir Reuters, pukul 10:26 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 276,49 poin atau 0,84%, ke 32.766,29, S&P 500 turun 35,48 poin atau 0,84% ke 4.170,04, dan Nasdaq Composite turun 100,79 poin, atau 0,77 %, pada 12.916,64.


Sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk mengangkat plafon utang AS sebesar US$31,4 triliun dan pemotongan belanja federal yang baru telah diajukan ke DPR. Calon UU tersebut diperdebatkan pada hari Selasa dan pemungutan suara diharapkan dilakukan pada hari Rabu.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun Jelang Pemungutan Suara Plafon Utang, Rabu (31/5)

Bagian DPR akan mengirim RUU ke Senat, di mana debat dapat berlangsung hingga akhir pekan, karena batas waktu 5 Juni semakin dekat.

"Semua tanda menunjukkan bahwa kesepakatan telah selesai tetapi ada berita utama tentang beberapa orang Kongres yang menentangnya," kata Joe Saluzzi, salah satu manajer perdagangan di Themis Trading.

"Sampai kesepakatan itu selesai, akan ada sedikit kegugupan."

Perdebatan plafon utang telah membebani pasar keuangan, tetapi tanda-tanda kemajuan telah mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq menuju kenaikan bulanan di bulan Mei.

Indeks Nasdaq berada pada jalur untuk kinerja terbaiknya di bulan Mei sejak 2020, naik 6,3%.

Di sisi lain, data lowongan pekerjaan AS secara tak terduga naik pada bulan April. Ini menunjukkan kekuatan di pasar tenaga kerja yang dapat mendorong The Fed menaikkan suku bunga lagi pada bulan Juni.

Pedagang saat ini menilai peluang hampir 70% dari kenaikan 25 basis poin pada pertemuan The Fed 13-14 Juni.

Investor sekarang menunggu laporan pekerjaan Departemen Tenaga Kerja bulan Mei, yang akan dirilis pada hari Jumat. Data ini dapat menunjukkan betapa tangguh ekonomi terhadap suku bunga dan inflasi yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto