Wall Street memerah, ketegangan baru AS-China jadi pemicunya



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street berakhir terkoreksi pada perdagangan hari Kamis (21/5), sehari setelah mencapai tertinggi dua bulan. Ketegangan baru China-Amerika Serikat (AS) memunculkan keraguan tentang kesepakatan perdagangan fase I antara kedua ekonomi terbesar awal tahun ini.

Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,41% menjadi berakhir pada 24.474,12. Indeks S&P 500 kehilangan 0,78% menjadi 2.948,51. Sementara, Nasdaq Composite turun 0,97%, menjadi 9.284,88.

Mayoritas dari 11 indeks sektor S&P menurun, dengan energi, utilitas, bahan pokok konsumen, dan teknologi masing-masing turun 1% atau lebih.


Baca Juga: Rencana stimulus The Fed mengangkat indeks bursa Wall Street

Saham Best Buy Co Inc turun 4,4% setelah pengecer elektronik melaporkan penurunan 5,3% dalam penjualan toko yang sama secara triwulanan karena virus corona.

Saham L Brands Inc melonjak 18% meskipun membukukan hasil kuartalan yang lebih buruk dari perkiraan tetapi mengatakan akan menurunkan unit Victoria's Secret yang sedang kesulitan

Asal tahu, Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat akan bereaksi keras jika China memberlakukan undang-undang keamanan nasional untuk Hong Kong. Langkah China ini merupakan tanggapan atas protes pro-demokrasi yang kerap dilakukan tahun lalu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengkritik penanganan Beijing terhadap wabah coronavirus. Sementara, seorang pejabat China mengatakan negara itu tidak akan tersentak dari peningkatan ketegangan dengan AS.

"Gedung Putih telah memutuskan untuk dirinya sendiri bahwa lebih efektif untuk mengayunkan ke China daripada menyelamatkan apa yang akan menjadi kesepakatan perdagangan Fase 1. ​​Anda tidak mendapat skor apa pun untuk itu," kata Bob Shea, CEO dan co-chief investment officer di TrimTabs Asset Management di New York.

Baca Juga: Amerika punya kasus corona terbanyak di dunia, Trump malah bangga

Sebagai informasi, indeks S&P 500 telah melonjak lebih dari 30% dari level terendah Maret, tetapi tetap turun sekitar 13% dari rekor tertinggi 19 Februari.

Hampir setengah dari saham S&P 500 turun 20% atau lebih sejak 19 Februari, menggarisbawahi betapa tidak rata pemulihan yang telah terjadi.

Indeks Nasdaq sekitar 5% di bawah rekor tertinggi Februari, dipicu dalam beberapa pekan terakhir oleh kenaikan saham Microsoft, Amazon.com ,dan saham kelas berat teknologi lainnya.

Saham Amazon turun 2,05% pada hari Kamis setelah menyentuh rekor tertinggi intraday pada hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto