KONTAN.CO.ID - Wall Street turun pada hari perdagangan pertama tahun 2024. Saham Apple merosot karena penurunan peringkat broker dan imbal hasil US Treasury naik, setelah investor meredam ekspektasi seputar penurunan suku bunga tahun ini. Melansir
Reuters, pukul 9:45 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 70,22 poin atau 0,19% pada 37.619,32, S&P 500 turun 34,90 poin atau 0,73% pada 4.734,93, dan Nasdaq Composite turun 224,07 poin atau 1,49% pada 14.787,29.
Baca Juga: Saham Apple ke Level Terendah 7 Minggu Setelah Penurunan Peringkat oleh Barclays Tiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan bulanan, kuartalan, dan tahunan pada hari Jumat (29/12) karena para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed yang lebih tinggi tahun ini. S&P 500 mengakhiri pekan lalu dalam jarak 1% dari rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada 3 Januari 2022. Namun, ekuitas berada di bawah tekanan pada hari Selasa karena imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun, yang menjadi tolok ukur biaya pinjaman global, berada di atas 4,0000% ke level tertinggi dua minggu, sebelum turun menjadi 3,9388%. Saham-saham megapolitan termasuk Nvidia dan Microsoft turun 3,5% dan 1,7%. Saham Apple turun 3,3% setelah Barclays menurunkan peringkat raksasa teknologi ini menjadi "underweight", dengan alasan permintaan iPhone yang lebih lemah.
Baca Juga: Wall Street Memerah Mengawali Perdagangan Pertama 2024 "Ini adalah hari pertama setelah perjalanan yang luar biasa. Ketika Anda memikirkan apa yang terjadi dari posisi terendah di bulan Oktober hingga sekarang, saya memperkirakan tiga bulan pertama tahun ini akan menjadi sulit dan minggu ini akan menjadi contohnya, dengan orang-orang yang mengambil untung, menyelaraskan kembali portofolionya," ujar Phil Blancato, CEO Ladenburg Thalmann Asset Management. "Ini akan menjadi tentang suku bunga dalam beberapa hari pertama tahun ini." Indeks Volatilitas CBOE, yang juga dikenal sebagai pengukur ketakutan di Wall Street, menyentuh level tertinggi dalam dua minggu terakhir di 14,23 poin.
Baca Juga: IHSG Cetak Rekor Baru, Simak Sentimen yang Dukung January Effect pada 2024 Setelah optimisme seputar kecerdasan buatan dan stabilisasi suku bunga mendukung saham AS pada tahun 2023. Selanjutnya, lebih banyak data inflasi dan pemilihan presiden yang akan menguji kenaikan pasar. Klaim pengangguran mingguan, data penggajian bulanan swasta dan non-pertanian serta data sektor jasa akan dirilis minggu ini.
Pada hari Selasa, rilis akhir S&P Global untuk aktivitas manufaktur AS untuk bulan Desember berada di 47,9, dibandingkan dengan estimasi sebelumnya di 48,2. Para pelaku pasar juga menunggu risalah rapat kebijakan The Fed bulan Desember, yang akan dirilis hari Rabu (3/1), untuk memastikan waktu penurunan suku bunga. Sementara The Fed terlihat mempertahankan suku bunga pada pertemuan Januari, para pedagang memperkirakan peluang hampir 70% untuk penurunan 25 basis poin pada bulan Maret, menurut CME FedWatch Tool. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto