Wall Street Menanti Laporan Inflasi Utama, Suku Bunga AS Diprediksi Turun Bulan Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street dibuka bervariasi pada tengah pekan ini. Investor mengevaluasi data ekonomi yang kuat dan menunggu laporan inflasi utama yang diharapkan akan memengaruhi sikap kebijakan Federal Reserve Amerika Serikat (AS).

Rabu (27/11) pukul 21.58 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,16% ke 44.929. Indeks S&P 500 turun 0,07% ke 6.017. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,43% ke 19.095.

Estimasi kedua Departemen Perdagangan AS mengonfirmasi ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh sebesar 2,8% pada kuartal ketiga, sesuai dengan perkiraan ekonom.


Laporan terpisah menunjukkan 213.000 klaim pengangguran pada minggu sebelumnya, sedikit lebih rendah dari estimasi 216.000.

Baca Juga: Indeks Nikkei Melemah pada Rabu (27/11) Karena Tarif Trump dan Yen yang Lebih Kuat

Para pelaku pasar sekarang bertaruh pada probabilitas 68% bahwa bank sentral akan menurunkan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin pada bulan Desember. Prediksi penurunan suku bunga acuan ini meningkat dari ekspektasi sekitar 63% sebelum data tersebut, menurut FedWatch CME.

Imbal hasil obligasi Treasury jangka pendek melanjutkan penurunan, mengurangi tekanan pada pasar saham yang lebih berisiko.

"Data tersebut tidak selalu jauh dari ekspektasi. Saya tidak akan melihatnya sebagai sesuatu yang benar-benar mendorong arah ke satu arah atau yang lain (pada jalur pemangkasan suku bunga Fed)," kata Keith Buchanan, manajer portofolio senior di Globalt Investments seperti dikutip Reuters.

Perhatian kini beralih ke laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) , pengukur inflasi pilihan bank sentral, yang akan dirilis pada pukul 22.00 WIB. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan harga akan naik sebesar 2,3% secara tahunan pada bulan Oktober, lebih tinggi dari kenaikan 2,1% pada bulan sebelumnya dan di atas target Fed sebesar 2%.

Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten Sejuta Umat dan Rekomendasi Analis

Risalah rapat Fed pada bulan November, yang dirilis pada hari Selasa, menunjukkan para pembuat kebijakan tidak yakin tentang prospek pemangkasan suku bunga dan seberapa besar suku bunga saat ini membatasi perekonomian.

Kekhawatiran tersebut mencakup pemangkasan pajak dan kebijakan tarif yang diusulkan oleh Presiden terpilih AS Donald Trump, termasuk sikap terbarunya terhadap impor dari Meksiko, Kanada, dan Tiongkok, yang dapat mendorong kenaikan harga, memicu perang dagang, dan membebani pertumbuhan global.

Futures yang melacak small caps naik hampir 1%. Ekuitas telah reli tahun ini, dengan indeks utama Wall Street dan indeks small cap Russell diperdagangkan mendekati rekor tertinggi.

Baca Juga: Pasar Menanti Arah The Fed, Cek Proyeksi IHSG Kamis (28/11)

Acuan S&P 500 berada di jalur untuk kenaikan satu bulan terbesarnya dalam setahun dan keuntungan bulan keenam dari tujuh bulan. Pasar memperkirakan kemungkinan kebijakan Trump menguntungkan bisnis lokal dan ekonomi secara keseluruhan.

Di antara penggerak teratas, harga saham Dell turun 11,5% setelah mengeluarkan perkiraan pendapatan kuartalan yang lemah. Harga saham HP turun 7,4% setelah perkiraan laba kuartal pertama yang suram, menandakan permintaan yang lesu di pasar komputer pribadi.

Sentimen tersebut menyebar ke nama-nama teknologi lain seperti Nvidia yang turun 1,2%, Microsoft turun 0,4%, dan Apple yang turun 0,6%.

Harga saham Workday turun 11,8% setelah memperkirakan pendapatan langganan kuartal keempat di bawah ekspektasi, terdampak oleh belanja klien yang lebih lemah pada perangkat lunak manajemen sumber daya manusianya.

Selanjutnya: Malaysia Batalkan Dakwaan Korupsi Eks PM Najib Razak Terhadap Kasus 1MDB

Menarik Dibaca: Pemerintah Turunkan Harga TIket Pesawat Domestik 10% Selama Periode Nataru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati