Wall Street Mencatat Penurunan Mingguan Terburuk Sejak Juni



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun lagi di perdagangan terakhir pekan ini. Peringatan perlambatan ekonomi global yang dari FedEx mempercepat pelarian investor ke tempat yang aman di akhir pekan yang penuh gejolak.

Ketiga indeks saham utama Wall Street merosot ke level terendah sejak pertengahan Juli. Indeks S&P 500 ditutup di bawah 3.900, level support yang dicermati oleh pelaku pasar.

Pada perdagangan Jumat (16/9) yang berakhir pagi ini, Dow Jones Industrial Average turun 139,4 poin atau 0,45% menjadi 30.822,42. Indeks S&P 500 melemah 28,02 poin atau 0,72% menjadi 3.873,33. Nasdaq Composite turun 103,95 poin atau 0,9% menjadi 11.448,40.

Baca Juga: Wall Street Merosot ke Posisi Terendah 2 Bulan, Tersengat Oleh Peringatan FedEx

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan energi dan industri turun paling tajam. Dow Transports yang dipandang sebagai barometer kesehatan ekonomi anjlok 5,1%. 

Penurunan itu dipimpin oleh penurunan saham FedEx sebesar 21,4%, penurunan terbesar di S&P 500. Peers United Parcel Service dan XPO Logistics masing-masing turun 4,5% dan 4,7%, sementara Amazon.com Inc turun 2,1%.

Indeks Volatilitas Pasar CBOE, yang sering disebut "indeks ketakutan", menyentuh level tertinggi dua bulan, melewati level yang terkait dengan meningkatnya kecemasan investor.

Baca Juga: IHSG Melorot 1,87% ke 7.168 di Akhir Perdagangan Jumat (16/9), Sektor Keuangan Anjlok

Terhuyung-huyung melewati garis akhir minggu yang diguncang oleh kekhawatiran inflasi, kenaikan suku bunga, dan tanda-tanda peringatan ekonomi yang tidak menyenangkan, S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan persentase mingguan terburuk sejak Juni. Menurut data Bloomberg, S&P 500 turun 4,77% sepekan. Nasdaq merosot 5,48% dan Dow Jones turun 4,13% sepekan.

"Kita menghadapi racun inflasi tinggi, suku bunga tinggi, dan pertumbuhan rendah, yang tidak baik untuk pasar saham atau obligasi," kata David Carter, direktur pelaksana JPMorgan di New York kepada Reuters.

Sentimen risk-off makin panas setelah FedEx Corp menarik perkiraan pendapatannya Kamis malam. Perusahaan pengiriman dan logistik ini menyebut tanda-tanda berkurangnya permintaan global.

Langkah FedEx mengikuti pernyataan dari Bank Dunia dan IMF. Kedua lembaga ini memperingatkan perlambatan ekonomi dunia yang akan datang.

Baca Juga: IHSG Tumbang 1,68% ke 7.182 di Akhir Sesi I Jumat (16/9), Seluruh Sektor Turun

Banjir data ekonomi campuran, didominasi oleh laporan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan (CPI), memperkuat kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneter Fed pekan depan.

"Sementara pasar mengharapkan lonjakan besar dalam suku bunga Fed minggu depan, ada ketidakpastian yang luar biasa dan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga di masa depan," tambah Carter. 

Carter menambahkan bahwa The Fed melakukan apa yang perlu dilakukan. "Dan setelah beberapa kesulitan, pasar dan ekonomi akan pulih dengan sendirinya," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati