Wall Street mencatat rekor baru lagi pada Senin (26/7)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) naik ke rekor penutupan tertinggi untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Senin (26/7). Investor optimistis menjelang rilis pendapatan dari emiten teknologi kelas berat dan internet minggu ini. Sementara kehati-hatian menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve masih menjadi penahan kenaikan pasar saham lebih lanjut.

Di awal pekan ini, Dow Jones Industrial Average menguat 82,76 poin atau 0,24% menjadi 35.144,31. Indeks S&P 500 naik 10,51 poin atau 0,24% menjadi 4.422,3. Nasdaq Composite bertambah 3,72 poin atau 0,03% menjadi 14.840,71.

Lebih dari sepertiga penghuni S&P 500 akan melaporkan hasil kuartalan minggu ini, termasuk Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan induk Google Alphabet Inc, empat perusahaan AS terbesar berdasarkan nilai pasar. Harga saham Apple naik 0,3%.


Harga saham Tesla Inc, yang melaporkan hasil kuartalan setelah penutupan pasar, naik sekitar 1% dalam perdagangan setelah jam tutup. Harga saham mobil listrik ini mengakhiri sesi reguler dengan kenaikan 2,2%.

Baca Juga: Wall Street terpeleset dari rekor tertinggi, saat pekan padat laporan pendapatan

Sebagian besar pendapatan kuartal kedua telah dengan mudah mengalahkan ekspektasi analis sejauh ini. Inilah penyebab meningkatkan proyeksi pertumbuhan yang sudah besar untuk kuartal kedua, menurut data Refinitiv.

"Kami terus melihat kejutan positif, dan bahkan dengan banyak optimisme dan peningkatan perkiraan memasuki musim pendapatan, kami masih melihat perusahaan melebihi ekspektasi itu," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York kepada Reuters.

Pertemuan dua hari The Fed dimulai pada hari Selasa ini. Semua mata tertuju pada apakah bank sentral mengungkapkan kekhawatiran baru tentang inflasi yang tinggi ketika menyimpulkan pertemuannya pada hari Rabu. Pada bulan Juni, The Fed mengindikasikan akan mulai menaikkan suku bunga dua kali pada tahun 2023, yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga: 4 Saham masuk, ini daftar lengkap penghuni IDX30 periode Agustus 2021-Januari 2022

Optimisme yang berkelanjutan atas pendapatan kuartal kedua telah membantu mengimbangi kekhawatiran baru-baru ini atas dampak pasar dari varian Delta Covid-19. 

Saham China yang terdaftar di AS jatuh setelah Beijing pekan lalu mengumumkan aturan baru tentang les privat dan perusahaan pendidikan online, yang terbaru dari serangkaian tindakan keras terhadap sektor teknologi yang telah mengguncang pasar keuangan.

Perusahaan e-commerce Alibaba Group dan mesin pencari Baidu Inc, dua saham China terbesar yang terdaftar di Amerika Serikat, melemah. Alibaba turun 7,2% dan Baidu turun 6%. Penurunan baru-baru ini di saham China lebih curam daripada yang tercatat selama puncak perang perdagangan China-AS pada tahun 2018, terutama karena penargetan Beijing terhadap perusahaan teknologi besar.

Baca Juga: Simak saham-saham penghuni IDX80 periode Agustus 2021-Januari 2022

Baca Juga: Ini daftar lengkap saham-saham LQ45 periode Agustus 2021-Januari 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati