KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street kembali menguat pada hari Selasa (7/11). S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatatkan kenaikan terpanjang dalam dua tahun terakhir. Penurunan imbal hasil Treasury AS mendukung pertumbuhan saham-saham megacap, sementara investor mencari kejelasan lebih lanjut mengenai suku bunga dari Federal Reserve. Selasa (7/11), Dow Jones Industrial Average naik 56,94 poin atau 0,17% menjadi 34.152,8. Indeks S&P 500 naik 12,40 poin atau 0,28% menjadi 4,378.38. Nasdaq Composite bertambah 121,08 poin atau 0,90% ke posisi 13,639.86. S&P 500 mencetak kenaikan hari ketujuh berturut-turut dengan Nasdaq mencatat kenaikan kedelapan berturut-turut, rekor terpanjang untuk setiap indeks dalam dua tahun. Dow Jones menguat untuk sesi ketujuh berturut-turut, yang terpanjang sejak 13 sesi pada bulan Juli.
Imbal hasil obligasi US Treasury 10-tahun yang menjadi acuan berada pada kecepatan penurunan kelima dalam enam hari terakhir di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan menyelesaikan siklus kenaikan suku bunganya. Imbal hasil memperpanjang penurunan setelah lelang obligasi 3 tahun senilai US$ 48 miliar. Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan menggelar lelang obligasi 10 tahun dan obligasi 30 tahun pada pekan ini juga.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Cenderung Melemah, Simak Saham-Saham Pilihan Periode November 2023 Ekspektasi bahwa siklus kenaikan suku bunga The Fed akan segera berakhir telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Tetapi pasar masih sensitif terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga lagi. Pejabat bank sentral juga berhati-hati dalam memberikan komentar mengenai jalur suku bunga di masa depan. Pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 90,2% bahwa Fed akan sekali lagi mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan kebijakan bulan Desember. Prediksi ini naik dari 68,9% pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME. Gubernur Fed Christopher Waller kemarin mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga, pada tingkat tahunan sebesar 4,9%, adalah kinerja “ledakan” yang memerlukan perhatian ketika bank sentral mempertimbangkan langkah kebijakan selanjutnya. Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan, dia menganggap angka Produk Domestik Bruto (PDB) baru-baru ini sebagai bukti bahwa perekonomian tidak hanya tetap kuat, namun mungkin telah bertambah cepat dan memerlukan tingkat kebijakan Fed yang lebih tinggi. Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee juga menolak mengesampingkan penurunan suku bunga. Ketua Fed Jerome Powell akan berbicara pada hari Rabu dan Kamis. "Itulah yang terjadi hari ini, bahwa The Fed sudah selesai, tapi mungkin belum. Powell akan berpidato pada hari Kamis sehingga hal ini akan membuka kemungkinannya," kata Ken Polcari, Managing Partner di Kace Capital Advisors di Boca Raton, Florida kepada
Reuters.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,51% pada Selasa (7/11), Simak Proyeksinya untuk Rabu (8/11) "Tetapi apa yang pasar katakan kepada Anda - pasar, pedagang - adalah bahwa kita semua sudah selesai, selanjutnya adalah penurunan suku bunga, hampir seolah-olah mereka mencoba memaksakan kehendak," imbuh Polcari.
Penurunan imbal hasil membantu mengangkat saham-saham dengan pertumbuhan megacap seperti Microsoft yang naik 1,1%, Apple naik 1,5%, dan Amazon yang naik 2,1% sebagai pendorong terbesar bagi S&P 500 dan Nasdaq. Energi, sektor dengan kinerja terburuk pada perdagangan kemarin, turun 2,2% karena harga minyak mentah turun lebih dari 4% di tengah kekhawatiran permintaan dan penguatan dolar. Harga saham Uber Technologies naik 3,7% karena perusahaan
ride-hailing tersebut memproyeksikan laba inti yang disesuaikan pada kuartal keempat di atas perkiraan. Harga saham Datadog melonjak 28% setelah menaikkan perkiraan laba dan pendapatan tahunan yang disesuaikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati