Wall Street Mencetak Rekor Tertinggi Pasca Trump Kembali Menjadi Presiden



KONTAN.CO.ID - Wall Street melonjak tajam hingga mencetak rekor tertinggi pada Rabu (6/11), setelah Donald Trump dari Partai Republik memenangkan pemilihan presiden AS 2024.

Kemenangan ini menandai comeback mengejutkan Trump setelah empat tahun sebelumnya terdepak dari Gedung Putih.

Melansir Reuters, Indeks Dow Jones naik 1.508,05 poin atau 3,57% menjadi 43.729,93, S&P 500 naik 146,28 poin atau 2,53% menjadi 5.929,04, dan Nasdaq Composite naik 544,29 poin atau 2,95% menjadi 18.983,47.


Baca Juga: Wall Street Melonjak, S&P 500 dan Dow Jones Catat Rekor Baru Usai Kemenangan Trump

Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite semuanya ditutup pada level tertinggi, didorong oleh ekspektasi investor terhadap kebijakan pemotongan pajak dan deregulasi, serta pandangan bahwa presiden baru ini akan lebih terlibat dalam isu-isu seperti pasar saham dan nilai dolar.

Meski demikian, tarif baru yang mungkin diterapkan dapat menjadi tantangan dengan potensi peningkatan defisit dan inflasi.

Dow dan S&P 500 mencatatkan kenaikan persentase harian terbesar sejak November 2022, sementara Nasdaq mencetak kenaikan persentase harian tertingginya sejak Februari.

Sektor keuangan menjadi yang berkinerja terbaik di antara 11 sektor utama S&P 500, naik 6,16%. Bank, yang diperkirakan akan diuntungkan dari deregulasi di bawah Trump, memimpin kenaikan ini, dengan indeks perbankan S&P 500 melonjak 10,68%, lompatan harian terbesar dalam dua tahun terakhir.

Indeks Russell 2000 yang mencakup saham-saham berkapitalisasi kecil naik 5,84%, kenaikan tertinggi sejak November 2022, mencapai level tertinggi dalam tiga tahun.

Saham-saham ini dipandang akan mendapatkan keuntungan dari deregulasi yang lebih longgar, pajak lebih rendah, dan eksposur yang lebih sedikit terhadap tarif impor.

Baca Juga: Usai Memenangkan Pemilu, Trump Akan Deportasi 1 Juta Imigran Per Tahun

Namun, kenaikan imbal hasil Treasury bisa merugikan perusahaan-perusahaan kecil yang sangat bergantung pada pinjaman dan lebih sensitif terhadap kenaikan suku bunga.

"Jika kenaikan suku bunga ini tidak berhenti di sekitar 4,4%-4,5%, dan mulai menguji ulang level 5% yang terlihat Oktober lalu, ini bisa menjadi tantangan tidak hanya bagi saham kecil tetapi juga pasar secara keseluruhan," ujar Luschini.

Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai "Fear Gauge" Wall Street, turun 4,22 poin dan ditutup pada level terendah enam minggu di angka 16,27.

Saham sektor properti yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,64%, dan utilitas turun 0,98%, di tengah penilaian investor mengenai potensi kebijakan Trump yang dapat mendorong inflasi dan mengubah arah kebijakan suku bunga The Fed. Suku bunga ini merupakan faktor kunci dalam reli pasar saham belakangan ini.

Bank sentral diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan yang berakhir Kamis ini.

Namun, para trader mulai mengurangi harapan mereka untuk penurunan suku bunga pada Desember dan jumlah pemotongan yang diharapkan tahun depan, menurut CME FedWatch Tool.

Baca Juga: Membongkar Sistem Pemilihan Presiden AS, Simak Biar Tidak Gagal Paham

Saham yang diperkirakan akan berkinerja baik di bawah kepemimpinan Trump juga mencatat kenaikan, seperti Trump Media & Technology Group yang ditutup naik 5,94% setelah sesi yang bergejolak. Tesla juga melonjak 14,75% karena CEO Elon Musk mendukung kampanye pemilihan kembali Trump.

Keuntungan besar juga dicatat oleh perusahaan-perusahaan cryptocurrency, perusahaan energi, dan operator penjara, sementara saham energi terbarukan mengalami penurunan.

Kemenangan Partai Republik ini memicu lonjakan apa yang disebut “Trump trades,” yang meningkatkan imbal hasil Treasury AS secara tajam. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mencapai level tertinggi empat bulan di angka 4,479%.

Bitcoin juga mencapai rekor tertinggi lebih dari $76.000, dan dolar mencatat kenaikan harian tertingginya sejak September 2022.

Jajak pendapat sebelumnya menunjukkan perlombaan ketat, dengan kekhawatiran bahwa proses penghitungan suara bisa berlangsung lama sebelum pemenang ditentukan.

"Investor awalnya merespons dengan hati-hati, menyesuaikan portofolio mereka dalam antisipasi hasil yang tampak sangat tidak pasti,” kata Mark Luschini, Kepala Strategi Investasi di Janney Montgomery Scott, Philadelphia.

"Namun, situasi berbalik dengan cepat, dan hari ini menjadi hari risk-on yang sangat kuat di mana saham-saham berorientasi siklus dan pro-pertumbuhan melesat tinggi."

Pasar juga mengamati apakah Partai Republik dapat mempertahankan mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat setelah berhasil menguasai Senat AS, yang akan mengurangi oposisi terhadap agenda Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto