KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street bersorak, tiga indeks acuannya ditutup menembus rekor tertinggi pada Senin (28/12). Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi kado Natal dengan menandatangani paket stimulus ekonomi. Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average ditutup 204,10 poin lebih tinggi atau 0,7% pada 30.403,97. Indeks S&P 500 naik 0,9% menjadi 3.735,36 dan Nasdaq Composite naik 0,7% menjadi 12.899,42. Trump menandatangani paket bantuan Covid-19 senilai US$ 900 miliar menjadi undang-undang, mencegah penutupan pemerintah dan memperluas tunjangan pengangguran kepada jutaan orang Amerika.
Baca Juga: Wall Street menyentuh rekor terbaru setelah persetujuan bantuan corona AS Penandatanganan itu dilakukan beberapa hari setelah Trump menyarankan dia akan memveto undang-undang tersebut, menuntut pembayaran langsung US$ 2.000 kepada orang Amerika, bukan US$ 600. "Ini adalah nada positif bagi pasar AS dan sebagian dari itu adalah penandatanganan paket stimulus oleh Trump, yang tampaknya diragukan tetapi akhirnya tercapai," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York. "Kami masih mengikuti reli Natal dan pasar yang menguntungkan yang kami miliki untuk sementara waktu di sini," tambahnya. Saham yang terpukul oleh dampak dari penguncian virus corona, seperti maskapai penerbangan dan jalur pelayaran, meningkat. Indeks maskapai S&P 1500 naik 0,9% karena operator ditetapkan untuk menerima US$ 15 miliar tambahan bantuan penggajian di bawah bantuan pemerintah yang baru. Operator kapal pesiar Royal Caribbean Cruises Ltd, Carnival Corp dan Norwegian Cruise Line Holdings Ltd masing-masing naik setidaknya 3% Berdasarkan sektor, kenaikan dipimpin oleh layanan komunikasi, kebijaksanaan konsumen, dan teknologi yang masing-masing naik lebih dari 1%. Kini indeks S&P 500 berada di jalur yang tepat untuk naik lebih dari 15% tahun ini, didukung oleh kebijakan moneter yang longgar dan program vaksin Covid-19 yang telah meningkatkan harapan bahwa lingkungan ekonomi akan membaik. Baca Juga: Melihat empat faktor yang akan membuat pasar saham ambruk di Januari 2021