KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street dibuka menguat pada hari Senin (28/10). Indeks-indeks saham utama Amerika Serikat (AS) menutup penurunan sepekan perdagangan lalu yang bergejolak menjelang rilis kinerja laba perusahaan-perusahaan utama dan fase akhir sebelum pemilihan presiden pada tanggal 5 November. Senin (28/10) pukul 21.01 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,59% ke 42.361. Indeks S&P 500 menanjak 0,45% ke 5.834. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,60% ke 18.629. Fokus utama pasar saham AS adalah pada peristiwa-peristiwa dalam minggu mendatang, terutama kinerja perusahaan kuartal ketiga. Ada 169 perusahaan S&P 500 dijadwalkan untuk melaporkan kinerjanya sepanjang pekan ini.
Itu termasuk sebagian besar kelompok
Magnificent Seven, raksasa teknologi berkapitalisasi besar yang telah menjadi pendorong terbesar Wall Street tahun ini. Penguatan saham-saham ini mengangkat Wall Street melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa.
Baca Juga: Euforia Pemerintahan Baru Mereda, IHSG Terseret di Zona Merah Empat Hari Beruntun Harga saham Alphabet naik 2,2%, Meta Platforms naik 1,5% dan Microsoft naik 0,8% dalam perdagangan prapasar, menjelang hasil mereka akhir minggu ini. Apple dan Amazon.com juga melaporkan kinerja di pekan ini. Kelima perusahaan tersebut bersama-sama membentuk sekitar 23% dari bobot S&P 500. Reaksi investor terhadap kinerja keuangan mereka akan menjadi faktor penentu utama apakah indeks terus naik atau turun. "Akan menjadi pernyataan yang meremehkan untuk mengatakan ini adalah minggu yang luar biasa untuk pendapatan karena lima perusahaan terbesar di dunia melaporkan," kata Jay Woods, kepala strategi global di Freedom Capital Markets kepada
Reuters. "Belanja modal akan terus menjadi fokus utama karena mereka menghabiskan banyak uang karena permintaan AI yang kuat ... apakah ini akan dianggap sebagai uang yang dibelanjakan dengan baik atau apakah saham akan dihukum?" imbuh Woods. Raksasa chip AI Nvidia naik 1%. Perusahaan itu sempat menjadi perusahaan paling bernilai di dunia pada hari Jumat.
Baca Juga: BEI Rebalancing Indeks Unggulan, Cek Rekomendasi Saham LQ45 Hingga IDX30 Respons Israel terhadap serangan rudal Iran awal bulan ini sejauh ini difokuskan pada pabrik rudal dan lokasi lain di dekat Teheran, bukan pada kilang minyak atau target nuklir. Hal ini meredakan beberapa kekhawatiran tentang situasi di kawasan Timur Tengah. "Pasar khawatir tentang eskalasi nyata dalam perang di Timur Tengah, dan itu tampaknya tidak mungkin, berdasarkan serangan baru-baru ini," kata Jan von Gerich, kepala analis di Nordea. Saham perusahaan minyak turun karena harga minyak mentah merosot 5%. Harga saham Exxon Mobil turun 2,9% dan Occidental Petroleum turun 2,7%. Kenaikan imbal hasil dalam seminggu terakhir mengguncang pasar dan membuat S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average menghentikan enam minggu kenaikan beruntun mereka. Investor semakin berharap Federal Reserve tidak terlalu
dovish seperti yang diharapkan sebelumnya.
Baca Juga: Pelaku Pasar Masih Wait and See, IHSG Berpotensi Lanjut Melemah pada Selasa (29/10) Data ekonomi yang akan dirilis minggu ini akan sangat penting untuk penilaian tersebut, terutama rilis indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi - ukuran inflasi pilihan Fed - dan laporan penggajian nonpertanian yang penting.
Menurut FedWatch CME, investor mengharapkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bank sentral AS berikutnya. Fokus juga tertuju pada pemilihan presiden AS tanggal 5 November. Pasar secara lebih luas memperkirakan pemerintahan Donald Trump yang kedua. Harga saham Boeing turun 1,6% setelah pembuat pesawat itu meluncurkan penawaran saham yang dapat mengumpulkan hingga US$ 19 miliar dalam upaya untuk menopang keuangannya di tengah pemogokan pekerja yang sedang berlangsung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati