KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal pekan ini setelah pekan lalu bergerak
volatile. Investor menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan ini untuk mencari sinyal arah suku bunga selanjutnya. Senin (7/8) pukul 21.17 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,90% ke 35.380. Indeks S&P 500 menguat 0,61% ke 4.504. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,17% ke 13.931. Akhir pekan lalu, Wall Street turun karena investor mengamankan posisi di tengah data ekonomi yang bervariasi. Pasar saham AS menguat tajam di tahun ini. Indeks acuan S&P 500 menguat 16,6% sejak awal tahun.
Penguatan pasar saham AS disokong oleh optimisme bahwa ekonomi AS akan menghadapi
soft landing. Bank of America dan JPMorgan sama-sama menghapus prediksi resesi ekonomi AS.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.886, BBRI, BMRI, ASII Paling Banyak Net Buy Asing Hari Ini (7/8) Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data inflasi pada Kamis (10/8) pekan ini. Angka inflasi akan memberi sinyal lanjutan arah suku bunga AS. Pekan lalu, data ketenagakerjaan AS menunjukkan peningkatan. Perbaikan data ini kembali memicu prediksi bahwa Federal Reserve masih akan mengerek suku bunga acuan. "Bulan ini ada fokus lebih dari biasanya pada data ekonomi yang keluar karena The Fed akan memiliki lebih banyak waktu untuk mencerna dan mensintesa data," kata Peter Andersen, pendiri Andersen Capital Management kepada
Reuters. Andersen memperkirakan, kenaikan terakhir The Fed pada pertemuan terakhirnya, bahwa data ekonomi antara sekarang dan pertemuan Federal Reserve berikutnya pada bulan September akan menunjukkan keberhasilan yang konsisten dalam menjinakkan inflasi.
Baca Juga: Ditutup Hijau di Perdagangan Awal Pekan, Ini Proyeksi IHSG Untuk Selasa (8/8) Presiden Fed New York John Williams, anggota pemungutan suara tahun ini, mengatakan dia memperkirakan suku bunga dapat mulai turun pada awal 2024. Sementara Gubernur Michelle Bowman mengatakan, kenaikan suku bunga tambahan kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi untuk mencapai target 2%. Harga saham Tesla turun 2,8% setelah raksasa kendaraan listrik ini mengatakan bahwa Vaibhav Taneja akan menggantikan Zachary Kirkhorn sebagai kepala keuangannya. Saham-saham megacap dan teknologi Amazon.com dan Nvidia menguat. Sedangkan harga saham Apple turun 1,8%, memperpanjang penurunan tajam dari sesi sebelumnya menyusul laporan penjualan iPhone yang suram. Secara keseluruhan, pendapatan kuartal kedua sejauh ini lebih baik dari perkiraan, dengan 79,1% dari 422 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan pada hari Jumat mengalahkan perkiraan analis. Angka ini merupakan data Refinitiv.
Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Bertambah Rp 8,61 Triliun Per Juli 2023 Saham Kelas B Berkshire Hathaway naik 2,7% setelah perusahaan konglomerasi yang dipimpin Warren Buffett itu membukukan laba operasi kuartalan tertinggi yang pernah ada.
Harga saham Sage Therapeutics merosot 48,4%. Sementara harga saham Biogen tergelincir 0,4% setelah regulator obat AS menolak untuk menyetujui pil bersama depresi pascapersalinan (PPD) pertama dari jenisnya. Harga saham Tyson Foods turun 7,8% setelah pengemas daging ini mengecewakan ekspektasi Wall Street untuk pendapatan kuartal ketiga. Pelanggan mengurangi pembelian daging pada periode tersebut. Yellow Corp, sebuah perusahaan truk AS yang berusia hampir 100 tahun, mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada hari Minggu. Harga saham Yellow merosot 32,2%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati