Wall Street Menguat di Awal Perdagangan Senin (18/12), Dow Jones Rekor Lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham utama Wall Street menguat di awal perdagangan pekan ini. Investor menunggu data ekonomi minggu ini yang dapat memberikan wawasan tentang kapan Federal Reserve dapat mulai memangkas suku bunga.

Senin (18/12) pukul 21.48 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,19% ke 37.374. Indeks S&P 500 menguat 0,29% ke 4.733. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,13% ke 14.832.

Indeks utama Wall Street diperkirakan akan mengakhiri tahun 2023 dengan positif. Tanda-tanda melambatnya inflasi dan ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan segera melonggarkan kebijakan moneternya menarik para pembeli. 


Indeks Dow Jones yang berisi saham-saham blue-chip mencatat rekor tertinggi sesi ketiga berturut-turut pada hari Jumat, keempat hingga awal perdagangan hari ini. Sementara indeks acuan S&P 500 mencatat kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut dalam kenaikan beruntun terpanjang sejak 2017.

Baca Juga: Mengintip Peluang Cuan dari Pasar Surat Utang pada Tahun Depan

Data ekonomi minggu ini mencakup indeks pengeluaran konsumsi pribadi atawa personal consumption expenditures (PCE) – ukuran inflasi favorit The Fed – klaim pengangguran mingguan, perumahan baru dan pembacaan akhir laporan produk domestik bruto (PDB) AS kuartal ketiga.

Pasar saham AS menguat pekan lalu setelah The Fed mempertahankan suku bunga. Perkiraan para pejabat secara kolektif memperhitungkan penurunan tiga perempat poin persentase pada tahun 2024.

Para pedagang saat ini memperkirakan kemungkinan sebesar 75% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya setidaknya sebesar 25 basis poin pada bulan Maret, menurut FedWatch dari CME Group, bahkan ketika para pengambil kebijakan utama The Fed menolak kebijakan tersebut.

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester, yang akan menjadi anggota pemungutan suara tahun depan mengatakan, pasar keuangan sudah "sedikit lebih maju" dari bank sentral mengenai kapan memperkirakan penurunan suku bunga.

“Masih ada perbedaan antara poros yang tampaknya dovish yang diperkirakan pasar akan diambil oleh Federal Reserve, dan apa yang diproyeksikan oleh para ekonom,” kata Keith Buchanan, manajer portofolio senior di GLOBALT Investments kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Melemah ke 7.119 Hari Ini (18/12), BBCA, BMRI, BBRI Paling Banyak Net Buy Asing

“Arahnya sama, hanya saja kecepatan pemotongan dan besaran pemotongan mungkin tidak berada pada halaman yang sama,” imbuh dia.

Sementara itu, Goldman Sachs menaikkan prediksi untuk S&P 500 menjadi 5.100 pada tahun 2024. Sementara perlambatan inflasi dan pelonggaran The Fed akan menjaga imbal hasil riil tetap rendah.

Harga saham Apple tergelincir 0,6% dalam perdagangan pra-pasar setelah lebih banyak agensi China dan perusahaan yang didukung negara meminta staf mereka untuk tidak membawa iPhone dan perangkat asing lainnya ke tempat kerja, kata sebuah laporan.

Stok minyak Exxon Mobil dan Chevron masing-masing naik 1,4%, karena harga minyak mentah naik lebih dari 2% setelah serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak.

Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG pada Perdagangan Selasa (19/12)

Harga saham United States Steel melonjak 28,7% setelah Nippon Steel Jepang mengatakan akan membeli produsen baja tersebut dalam kesepakatan senilai US$ 14,9 miliar termasuk utang.

Harga saham Adobe naik 2% setelah pembuat Photoshop dan Figma setuju untuk menghentikan merger senilai US$ 20 miliar yang diumumkan tahun lalu.

Saham Nio yang terdaftar di AS naik 9,0% setelah perusahaan tersebut mengatakan telah menandatangani perjanjian dengan CYVN Holdings, yang akan menginvestasikan US$ 2,2 miliar pada pembuat kendaraan listrik China tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati