Wall Street Menguat di Tengah Perburuan Saham Teknologi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street kompak naik pada hari Senin (2/5), karena investor berburu saham-saham teknologi yang turun beberapa hari terakhir menjelang pertemuan Federal Reserve minggu ini. Rapat para pembuat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga setengah poin persentase (50 basis points), dengan langkah minggu ini diperkirakan akan memulai periode kenaikan suku bunga agresif untuk melawan inflasi.

Senin (2/5), S&P 500 naik 23,45 poin atau 0,57% menjadi 4.155,38 poin. Nasdaq Composite naik 201,38 poin atau 1,63% menjadi 12.536,02. Dow Jones Industrial Average naik 84,29 poin, atau 0,26%, menjadi 33.061,50.

Kegugupan menjelang pertemuan tercermin dalam volatilitas tinggi pasar saham AS. Pada perdagangan intraday, S&P 500 jatuh ke level terendah sejak Mei 2021, dan Nasdaq menyentuh level yang terakhir terlihat pada November 2020. Hal ini juga terlihat pada US Treasury tenor 10 tahun yang mencatat yield naik menembus 3% untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun.


Baca Juga: Hati-Hati! Peringkat Utang Indonesia Bisa Turun Gara-Gara Hal Ini

Selain memposisikan diri mereka untuk kenaikan suku bunga yang diharapkan, para trader juga menunggu rencana pengetatan kuantitatif. Ini adalah langkah bank sentral mengurangi neraca setelah membeli obligasi untuk mendukung ekonomi selama pandemi.

Saham dengan pertumbuhan tinggi, seperti perusahaan teknologi, telah terpukul tahun ini sebagai akibat dari penyesuaian trader mendekati kondisi kenaikan suku bunga. Penurunan diperparah dalam beberapa hari terakhir oleh sejumlah laporan pendapatan yang mengecewakan dari emiten-emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo.

Namun, induk Facebook Meta Platforms Inc naik setelah jatuh 9,8% bulan lalu, sementara Microsoft Corp dan Nvidia Corp naik setelah penurunan tajam pada April. Harga saham Amazon.com Inc turun pada hari Senin, menambah penurunan 14% pada hari Jumat setelah laporan kuartalan yang suram.

Baca Juga: Jelang Libur Lebaran, IHSG Menguat Tipis di Pekan Ini

Harga saham Apple Inc merosot karena pembuat iPhone menghadapi kemungkinan denda besar dan kuat setelah regulator antimonopoli Uni Eropa menuduhnya membatasi akses saingannya ke teknologi yang digunakan untuk dompet seluler.

"Ini adalah permainan yang menunggu. Mari kita lihat apa yang dikatakan The Fed, seperti apa data inflasi minggu depan dan kita mendapat banyak pendapatan (laporan) minggu ini," kata Dennis Dick, seorang pedagang di Bright Trading LLC kepada Reuters. Dia menambahkan, saat ini sudah waktunya untuk kembali masuk pasar.

Harga saham Pfizer Inc jatuh setelah uji coba besar menemukan pengobatan antivirus oral Covid-19 Paxlovid tidak efektif dalam mencegah infeksi virus corona pada orang yang hidup dengan seseorang yang terinfeksi virus.

Baca Juga: Bursa Saham Catat Kinerja Mentereng pada April 2022

Harga saham Activision Blizzard naik setelah Warren Buffett mengatakan Berkshire Hathaway Inc telah mengambil 9,5% saham di pembuat game Call of Duty.

Spirit Airlines merosot setelah maskapai berbiaya sangat rendah ini menolak tawaran pengambilalihan US$ 33 per saham JetBlue Airways Corp. Spirit mengatakan, kecil kemungkinan untuk memenangkan persetujuan dari regulator pemerintah. Sebagai perbandingan, harga saham JetBlue berakhir lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati