KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (20/1). Indeks Nasdaq naik lebih dari 2%, sementara S&P 500 dan Dow Jones menghentikan penurunan beruntun dalam tiga sesi perdagangan didukung kenaikan saham Netflix. Sementara saham Alphabet juga naik setelah pengumuman pemutusan hubungan kerja. Mengutip
Reuters, Sabtu (21/1), indeks Dow Jones Industrial Average naik 330,93 poin, atau 1%, ke level 33.375,49, S&P 500 naik 73,76 poin, atau 1,89% ke level 3.972,61 dan Nasdaq Composite bertambah 288,17 poin, atau 2,66% ke level 11.140,43. Dalam sepekan, Dow Jones melorot 2,7%, S&P 500 turun 0,66% dan Nasdaq naik 0,55%.
Baca Juga: Wall Street Tertekan Sepekan, Nasdaq Hari Ini Terangkat Saham Netflix Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 11,90 miliar saham dengan rata-rata 10,87 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir. Saham Netflix Inc melonjak 8,46% setelah perusahaan streaming itu mecatat pelanggan lebih banyak yang diharapkan pada kuartal IV-2022. Kabar mundurkan salah satu pendirinya, Reed Hastings dari jabatan kepala eksekutif tak menggoyahkan laju saham Netflix. Laporan triwulanan Netflix muncul ketika sektor teknologi dan sektor terkait pertumbuhan lainnya menghadapi rintangan karena kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan kekhawatiran resesi yang telah menyebabkan perusahaan seperti Microsoft Corp dan Amazon.com Inc memberhentikan ribuan karyawan. Alphabet Inc adalah perusahaan terbaru yang mengumumkan PHK. Induk Google ini dikabarkan akan memangkas 12.000 pekerjaan. Kabar ini membuat sahamnya naik 5,34%. Kenaikan saham teknologi mendorong indeks layanan komunikasi naik 3,96% dan menjadi indeks dengan kinerja terbaik di antara 11 sektor utama S&P 500, membukukan kenaikan persentase harian terbesar sejak 30 November. Sektor dengan pertumbuhan tinggi seperti layanan komunikasi termasuk di antara yang berkinerja terburuk pada tahun 2022 dan terutama melemah dalam beberapa bulan terakhir tahun ini karena investor tertarik pada saham dengan hasil dividen yang tinggi. "Aksi hari ini mungkin karena penurunan saham tersebut dalam tiga hari berturut-turut sehingga masuk ke posisi oversold, dan mereka hanya melakukan sedikit bargain hunting hari ini," kata Ken Polcari, Managing Partner di Kace Capital Advisors di Boca Raton Florida. "Jika orang melihat peluang, jika mereka merasa lebih nyaman dengan narasi Fed... investor mulai membeli narasi itu dan berkata 'Oke, mari kita lihat saham yang benar-benar terpukul, dan memanfaatkan mekanisme diskon di pasar."
Baca Juga: Wall Street Tergelincir Data Pasar Tenaga Kerja yang Picu Kekhawatiran The Fed Komentar dari sebagian besar pejabat Federal Reserve mengatakan mereka mengharapkan suku bunga naik menjadi setidaknya 5% tahun ini karena bank sentral terus mencoba dan meredam inflasi yang tinggi. Pada hari Jumat, Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bank sentral mungkin cukup dekat ke titik puncak kenaikan suku bunga untuk mendinginkan inflasi, yang memberi dorongan tambahan pada saham.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pengumuman kebijakan 1 Februari. Namun, kekhawatiran tentang pendapatan perusahaan tetap ada karena ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan dan kemungkinan resesi. Analis sekarang memperkirakan pendapatan tahun-ke-tahun dari perusahaan S&P 500 turun 2,9% untuk kuartal keempat, menurut data Refinitiv. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi