Wall Street Menguat, Ditopang Harapan Pengentian Kenaikan Suku Bunga The Fed



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (1/6), karena tanda-tanda tekanan upah pada inflasi mulai melambat. Kondisi ini meningkatkan harapan bahwa The Fed akan berhenti menaikkan suku bunganya.

Di sisi lain, investor juga menyambut baik pemungutan suara di Kongres untuk menangguhkan batas utang AS.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 154,09 poin atau 0,47% ke level 33.062,36, S&P 500 naik 41,26 poin atau 0,99% ke level 4.221,09 dan Nasdaq Composite naik 165,70 poin, atau 1,28% ke level 13.100,98.


Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik sedikit minggu lalu, sementara gaji swasta meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Mei, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat yang dapat mendorong Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Juga: Wall Street: Dow Jatuh Terseret Saham Salesforce, Meredam Optimisme Kesepakatan Utang

Kini, fokus investor bergeser ke laporan pengangguran bulan Mei yang akan dirilis Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat. Data akan membantu menentukan apakah Fed bertahan dengan kenaikan suku bunga yang agresif.

Inflasi upah melambat, seperti yang dilaporkan oleh ADP, sementara laporan Departemen Tenaga Kerja mengatakan harga tenaga kerja per satu unit output pulih pada tingkat 4,2% pada kuartal pertama.

"Data biaya tenaga kerja unit untuk kuartal pertama biasanya tidak memicu reaksi. Tapi itu menandakan peningkatan yang signifikan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

"Pasar menjadi yakin bahwa kenaikan suku bunga Fed untuk bulan Juni hampir tidak terjadi dan prediksi bahwa akan ada kenaikan suku bunga bulan Juli sedikit menurun," katanya.

Alat FedWatch CME Group menunjukkan, probabilitas bahwa The Fed akan berhenti menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni mencapai 76,2%.

Rancangan undang-undang tentang plafon utang AS disetujui Rabu malam di Dewan Perwakilan Rakyat untuk menangguhkan pagu utang US$ 31,4 triliun. Senat harus memberlakukan tindakan tersebut sebelum Senin ketika pemerintah dapat mulai kehabisan uang.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Naik karena Kesepakatan Plafon Utang AS, Kamis (1/6)

"Saya masih berhati-hati, tetapi saya juga menyadari bahwa ada beberapa katalis yang dapat terus mendukung pasar untuk jangka waktu tertentu," kata Jimmy Chang, kepala investasi di Rockefeller Global Family Office di New York.

"Kebanyakan orang secara alami akan tertarik pada skenario soft landing," kata Chang. 

Tetapi ia mengingatkan bahwa berdasarkan perkiraan dasarnya, ia tetap memprediksi bahwa AS akan mengalami resesi di kuartal mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi