Wall Street menguat ditopang optimisme data ekonomi dan kesepakatan dagang AS-China



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (22/11). Indeks Dow Jones Industrial Average naik 109,33 poin atau 0,39% ke 27.875,62, S&P 500 naik 6,75 poin atau 0,22% ke 3.110,29. Sementara indeks Nasdaq Composite naik 13,67 poin atau 0,16% ke 8.519,89.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dipimpin oleh sektor keuangan yang naik 0,76%. 

Namun saham Tesa Inc turun 6% saat Wall Street mempertanyakan tampilan truk pikap listrik yang baru diluncurkan yang jendela kaca lapis bajanya hancur dalam sebuah demonstrasi. 

Baca Juga: Indeks S&P 500 dan Dow Jones sumringah, Nasdaq terkoreksi karena Tesla

Total volume perdagangan saham di bursa As mencapai 5,96 miliar saham.

Kenaikan Wall Street didorong oleh komentar positif dari Amerika Serikat dan China tentang potensi kesepakatan dagang antara kedua negara dan data ekonomi domestik yang optimistis membantu meredakan kekhawatiran investor.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada Fox News bahwa kesepakatan dagang berpotensi sangat dekat menyusul pernyataan Presiden China Xi Jinping bahwa China ingin menyusun perjanjian awal.

Mark Luschini, kepala strategi investasi Janney Montgomery Scott Philadelpia seperti dikutip Reuters mengaitkan kenaikan indeks pada Jumat dengan data manufaktur AS yang kuat serta mood yang meningkat dalam perundingan dagang AS-China. 

Tapi, dia mengatakan investor berhati-hati tentang kemajuan perundingan dagang yang jelas.

Baca Juga: Wall Street dibuka berseri setelah komentar Donald Trump

"Presiden Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang kian dekat, yang sudah kami dengar sebelumnya. Namun, seberapa dekat? Kesepakatan dagang hampir terjadi atau sudah dekat, tapi bisa berubah pikiran?" katanya seperti dikutip Reuters.

"Itulah yang membuat pergerakan pasar sedikit malu-malu."

Output manufaktur meningkat pada November ke laju tercepat dalam tujuh bulan dan aktivitas layanan meningkat lebih dari yang diharapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi