Wall Street menguat, indeks S&P 500 dan Dow Jones ditutup di rekor tertinggi baru



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup perkasa pada perdagangan awal pekan ini. Tiga indeks utama menguat dengan indeks S&P 500 dan Dow Joness Industrial Average catatkan rekor tertinggi anyar.

Senin (15/3), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,53% menjadi 32.953,46, indeks S&P 500 menguat 0,65% ke level 3.968,94. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite ditutup melesat 1,05% ke posisi 13.459,71. 

Penguatan pada bursa saham Amerika Serikat (AS) ditopang optimisme investor terkait pemulihan ekonomi dari virus corona. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu isyarat dari Federal Reserve pada minggu ini, di tengah kehati-hatian atas kenaikan biaya pinjaman.


Sebagai tanda konkret bahwa kerusakan terburuk dari pandemi virus corona mungkin telah berakhir untuk industri penerbangan, Delta Air Lines, Southwest Airlines, dan JetBlue Airways mengatakan pemesanan untuk liburan meningkat.

Dengan hasil ini, indeks maskapai yang berada di S&P 1500 melonjak lebih dari 4% ke level tertinggi dalam satu tahun. Sementara saham terkait dengan perjalanan lainnya, termasuk Carnival Corp, Wynn Resorts dan MGM Resorts melonjak antara 2% dan 5%.

Baca Juga: Wall Street: S&P 500 flat karena fokus beralih ke The Fed

Sembilan dari 11 indeks sektoral pada S&P naik, dipimpin oleh utilitas dan real estat, masing-masing menguat lebih dari 1%.

Di sisi lain, penutupan di awal pekan ini menjadi rekor penutupan tertinggi keenam berturut-turut yang dialami indeks Dow Jones dalam lonjakan baru-baru ini yang dipicu oleh vaksinasi massal dan persetujuan kongres atas tagihan bantuan US$ 1,9 triliun.  Ekspektasi pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam mempercepat permintaan untuk saham yang diharapkan berkinerja lebih baik seiring dengan pembukaan kembali ekonomi, seperti bank, energi, perusahaan material.

Pada hari Senin, indeks pertumbuhan Russell mengungguli nilai indeks Russell dalam pembalikan sederhana dari tren terkini dengan investor yang menjauh dari saham teknologi dan saham-saham dengan pertumbuhan tinggi lainnya.

"Dengan berita positif vaksin dan stimulus, kami pikir akan terus ada rotasi yang adil dari saham-saham yang diuntungkan dengan kebijakan tinggal di rumah," kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments. 

"Kami optimistis pada saham layanan keuangan dan energi yang keluar dari pandemi."

Potensi membaiknya ekonomi terlihat dengan indeks S&P 500 yang telah naik hampir 6% pada tahun 2021, sementara Dow telah bertambah hampir 8%.

Namun, indeks Nasdaq masih turun hampir 5% dari rekor penutupan tertinggi yang dicapainya pada 12 Februari silam.

Pelaku pasar kini masih menanti hasil pertemuan 2 hari yang dilakukan The Fed pada pekan ini. Pembuat kebijakan moneter tersebut diharapkan dapat memperkirakan bahwa ekonomi AS akan tumbuh pada tahun 2021 pada tingkat tercepatnya dalam beberapa dekade sambil menegaskan kembali sikap dovish mereka untuk masa mendatang.

Baca Juga: China kabarnya minta Alibaba untuk melepas aset media, ini alasannya

Yield US Treasury tenor 10-tahun berdetak lebih rendah dengan berada di kisaran 1,60%, di bawah level tertingginya dalam 13 bulan saat berada di 1,64% pada hari Jumat. 

Wall Street telah bergolak dalam beberapa pekan terakhir oleh lonjakan yield obligasi AS yang berada di level atas lebih lama karena kekhawatiran kenaikan inflasi.

Turut mendukung kinerja indeks yang menguat, saham Tesla naik sekitar 2% setelah perusahaan menjuluki Kepala Eksekutif Elon Musk "Technoking of Tesla" dalam pengajuan peraturan formal.

Sementara itu, saham Eli Lilly and Co merosot 9,1% setelah uji coba tahap tengah yang menguji obat Alzheimer eksperimentalnya menghasilkan hasil yang "beragam", mengurangi kemungkinan percepatan persetujuan obat tersebut, menurut analis.

Selanjutnya: Technoking of Tesla, gelar baru Elon Musk dari Tesla

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari