Wall Street Menguat Jelang Akhir Tahun, Penurunan Suku Bunga Menjadi Fokus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di hari perdagangan kedua terakhir tahun 2023. Indeks acuan S&P 500 melayang di sekitar level tertinggi sepanjang masa di tengah harapan penurunan suku bunga lebih awal tahun depan.

Pada hari Kamis (28/12) pukul 21.49 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,11% ke 37.696. IndeksS&P 500 naik 0,15% ke 4.788. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,13% ke 15.119.

Pasar saham Amerika Serikat (AS) menguat di beberapa hari sebelumnya. Ketiga indeks utama Wall Street terombang-ambing antara kenaikan dan penurunan kecil sepanjang perdagangan kemarin, tetapi berakhir menguat. Semua indeks berada pada jalur kenaikan bulanan, triwulanan, dan tahunan.


Fokus sekarang akan tertuju pada S&P 500. Penutupan di atas rekor penutupan bulan Januari di 4.796,56 akan mengonfirmasi indeks penentu memasuki pasar bullish setelah mencapai penutupan pasar bearish pada bulan Oktober 2022.

Baca Juga: Investor Asing Mencatat Net Sell Sejak Awal Tahun, Arus Dana Mulai Berbalik Masuk

Optimisme terhadap penurunan suku bunga lebih awal dengan kemungkinan terjadinya soft landing pada perekonomian AS tahun depan. Hiruk pikuk kecerdasan buatan mendorong kenaikan saham-saham AS pada tahun 2023. Tetapi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang lebih tajam masih tetap ada karena dampak penuh dari biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis mengindikasikan melemahnya pasar tenaga kerja. Klaim awal tunjangan pengangguran AS meningkat menjadi 218.000 untuk pekan yang berakhir 23 Desember, di atas ekspektasi sebesar 210.000 klaim.

"(Data) menunjukkan beberapa tanda perlambatan, sehingga diperlukan lebih banyak akomodasi oleh The Fed lebih cepat," kata Thomas Hayes, chairman Great Hill Capital LLC kepada Reuters.

Pasar uang telah memperhitungkan kemungkinan sekitar 86% bahwa pembuat kebijakan akan mengurangi suku bunga The Fed setidaknya 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan bulan Maret, menurut FedWatch CME.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati