KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat jelang pengumuman suku bunga Fed Funds Rate (FFR) hari ini. Investor menunggu isyarat tentang panjang dan kedalaman pengetatan kebijakan lebih lanjut untuk menjinakkan lonjakan inflasi. Rabu (21/9) pukul 21.21 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,62% ke 30.883. Indeks S&P 500 menguat 0,50% ke 3.874,80. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,32% ke 11.461. Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 naik pada awal perdagangan, dipimpin oleh lonjakan 1,1% pada saham energi dan industri.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 75 basis points (bps) untuk ketiga kalinya ke kisaran 3,00%-3,25% pada akhir pertemuan kebijakan dua hari yang akan diikuti oleh konferensi pers Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.
Baca Juga: Sektor-Sektor Ini Bakal Tertekan Jika Suku Bunga Acuan BI Naik Proyeksi ekonomi terbaru dari bank sentral AS akan menjadi fokus. Investor ingin mengukur ke mana arah suku bunga, berapa lama inflasi akan turun, dan efek kenaikan harga yang ditimbulkan pada ekonomi AS. "Apa yang benar-benar ingin dilihat (investor) adalah apakah kita akan memiliki Fed yang super
hawkish yang berkelanjutan dalam hal cara penyampaian pesan, apakah mereka benar-benar berkomitmen untuk mengendalikan inflasi dengan risiko menarik ekonomi ke dalam resesi," kata Brandon Pizzurro, direktur investasi publik di GuideStone Capital Management kepada
Reuters. Pasar memperkirakan peluang 21% dari kenaikan tingkat 100 bps yang diumumkan malam nanti. Pasar memprediksikasn The Fed akan terus mengerek bunga hingga maksimal 4,50% pada Maret 2023.
Baca Juga: IHSG Melemah Hari Ini (21/9), Net Sell Asing Tembus Rp 911 Miliar "Jika pasar saham turun, tidak ada yang akan terkejut jika kita menguji level terendah yang tercapai bulan Juni," kata David Wagner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors di Cincinnati, Ohio. Wagner mengatakan, kenaikan suku bunga akan menekan valuasi saham. Sehingga, dia merekomendasikan agar portofolio lebih cenderung ke arah
value stock. Indeks nilai S&P 500 yang mencakup saham siklis dan terkait ekonomi seperti bank, energi, industri dan material, turun 11,4% sepanjang tahun ini. Sedangkan
growth stock yang didominasi saham teknologi 25,2% pada periode yang sama. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati