Wall Street Menguat pada Hari Pemilu Presiden AS Selasa (5/11)



KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street mengalami kenaikan pada Selasa (5/11), didorong oleh kenaikan saham teknologi dan chip, di tengah ketegangan pasar yang menanti volatilitas selama beberapa sesi perdagangan berikutnya seiring dimulainya pemilu presiden AS yang ketat.

Melansir Reuters, pukul 10.05 waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 249,82 poin atau 0,60% menjadi 42.044,42, S&P 500 menguat 45,37 poin atau 0,79% menjadi 5.758,06, dan Nasdaq Composite naik 186,57 poin atau 1,03% menjadi 18.366,55.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Naik Selasa (5/11), Warga Amerika Menuju Tempat Pemungutan Suara


Hasil pemilu diperkirakan membutuhkan waktu berhari-hari karena survei opini publik menunjukkan, persaingan antara kandidat dari Partai Republik Donald Trump dan kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris, terlalu ketat untuk diprediksi.

Menurut sebagian besar pasar taruhan, mantan presiden Donald Trump masih menjadi favorit dan banyak investor mengikuti indikasi pasar taruhan ini untuk memantau hasil pemilu.

Pada hari pemungutan suara, pasar tetap tenang, tercermin dari indeks volatilitas VIX yang turun menjadi 20,72, jauh di bawah tingkat selama pemilu 2020 dan dari puncak dua bulan yang terjadi pekan lalu.

Baca Juga: Kabar Terbaru dari Paman Sam, Kamala Harris dan Donald Trump Imbang Jelang Pemilihan

Dengan penurunan imbal hasil US treasury dari level tertingginya, saham-saham pertumbuhan besar yang sensitif terhadap suku bunga mengalami kenaikan, seperti Meta Platforms yang naik 1,8% dan Tesla yang naik 4%.

Kenaikan prospek dari pembuat chip GlobalFoundries meningkatkan sahamnya sebesar 9%, sementara Nvidia naik 2,4% dan indeks saham chip naik 1,3%.

Jika hasil pemilu yang belum jelas memicu kecemasan investor pada hari Rabu (6/11), Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird merekomendasikan untuk memanfaatkan penurunan pasar terkait pemilu.

"Ada banyak kecemasan tentang hasil pemilu, tetapi data ekonomi yang baik, pemotongan suku bunga oleh The Fed, dan laporan pendapatan yang kuat dapat meredakan kecemasan itu," ujar Mayfield.

Baca Juga: Penduduk AS Terbelah pada Dua Isu di Pemilu Presiden 2024, Aborsi dan Imigran

Investor juga memantau pemilu kongres untuk menentukan keseimbangan kekuasaan di Washington.

Banyak analis memperkirakan akan ada pemerintahan yang terbagi, yang akan membatasi kemampuan Presiden dalam menerapkan perubahan kebijakan yang signifikan.

Saham yang dipandang sebagai taruhan atas kemenangan mantan presiden melonjak, seperti Trump Media & Technology Group yang naik 16%, sementara operator penjara Geo Group menguat 5,8%.

Saham Palantir melonjak 21,2% ke rekor tertinggi setelah perusahaan analitik data ini meningkatkan perkiraan pendapatan tahunan untuk ketiga kalinya.

Saham Boeing, yang sebelumnya naik sebelum pembukaan perdagangan setelah berakhirnya pemogokan pekerja yang berkepanjangan, berbalik turun dalam perdagangan yang fluktuatif.

Baca Juga: Fakta-Fakta Penting Tentang Electoral College dan Pemilihan Presiden AS 2024

Sementara itu, aktivitas sektor jasa AS mengalami kenaikan mengejutkan di Oktober, mencapai titik tertinggi dalam lebih dari dua tahun, dan lapangan kerja semakin menguat, menurut indeks PMI non-manufaktur dari Institute for Supply Management.

Pertemuan kebijakan The Fed untuk November akan dimulai pada Rabu. Meskipun pasar memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, prospek untuk pelonggaran lebih lanjut semakin tidak pasti karena data menunjukkan ekonomi yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto