Wall Street Menguat pada Kamis (11/7) Karena Inflasi AS Turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street yang sempat dibuka melemah, berbalik menguat setelah data menunjukkan inflasi mereda pada bulan Juni. Laju inflasi yang turun meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September. Sementara kemerosotan saham Delta Air Lines menyeret saham maskapai penerbangan lainnya.

Kamis (11/7) pukul 8.42 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,14% ke 39.775. Indeks S&P 500 naik tipis 0,02% ke 5.634. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,20% ke 18.610.

Laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan Indeks Harga Konsumen turun 0,1% secara bulanan di bulan Juni, dibandingkan kenaikan 0,1% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Laju inflasi tahunan sebesar 3%, lebih rendah dari perkiraan kenaikan sebesar 3,1%. Angka-angka inflasi inti juga berada di bawah perkiraan.


Para pelaku pasar meningkatkan pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga di bulan September. Ada peluang 85% untuk penurunan suku bunga di bulan September, dibandingkan dengan peluang sebesar 70% sebelum data tersebut dirilis.

Baca Juga: Kinerja IDX High Dividend 20 Masih Minus, Simak Prospek Selanjutnya

“Angka-angka tersebut jauh lebih baik dari perkiraan, yang secara langsung menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September. Saya pikir hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juli, meskipun peluang tersebut cukup kecil,” kata Robert Pavlik, senior manajer portofolio di Dakota Wealth kepada Reuters.

Di antara saham-saham utama, Delta Air Lines merosot 8,8% dalam perdagangan pra-pasar setelah memperkirakan laba yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal ini. Harga saham United Airlines Holdings, American Airlines Group, Spirit Airlines, Alaska Air Group, dan JetBlue Airways turun antara 0,7% dan 4,8%.

Sementara itu, favorit chip AI Nvidia melonjak 1,5% setelah ditutup pada level tertinggi tiga minggu pada hari Rabu. Saham-saham megacap lainnya juga naik setelah rilis data inflasi AS.

S&P 500 mencatat rekor penutupan keenam berturut-turut dan Nasdaq mencatatkan rekor penutupan ketujuh pada hari Rabu. Rekor indeks saham ini didukung oleh saham-saham megacap dan semikonduktor setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell meningkatkan ekspektasi pelonggaran kebijakan pada bulan September. Tetapi, Powell menegaskan kembali bahwa keputusan tersebut akan bergantung pada data.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.300, TLKM, BBCA, BMRI Paling Banyak Net Buy Asing Hari Ini (11/7)

Harapan penurunan suku bunga, ketahanan ekonomi yang berkelanjutan, dan kegembiraan saham-saham yang terkait dengan kecerdasan buatan telah membuat indeks-indeks utama Wall Street berada pada atau mendekati rekor tertinggi tahun ini. 

Investor juga akan mengamati rilis data Indeks Harga Produsen pada hari Jumat untuk mengetahui lintasan inflasi. Ujian penting lainnya untuk reli ini adalah musim laporan laba perusahaan kuartal kedua. Perhatian tertuju pada bank-bank besar, yang dijadwalkan melaporkan kinerja keuangan pada hari Jumat.

Penggerak tunggal lainnya termasuk PepsiCo, yang merosot 2,4% setelah pembuat soda dan makanan ringan itu meleset dari ekspektasi pendapatan kuartal kedua. Harga saham Pfizer naik 2,9% menyusul rencana pembuat obat tersebut untuk melakukan studi pada paruh kedua tahun 2024 pada versi pil obesitas eksperimental yang dikonsumsi sekali sehari, danuglipron.

Harga saham Alcoa naik 4,3% setelah hasil awal kuartal kedua produsen aluminium itu mengalahkan perkiraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati