Wall Street Menguat, Pelaku Pasar Memprediksi Suku Bunga AS Tetap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street menguat pada hari Jumat setelah laporan yang diawasi ketat menunjukkan tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) meningkat pada bulan Agustus dan pertumbuhan upah melambat. Data ekonomi yang mengecewakan ini makin memacu ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat menghentikan kenaikan suku bunga pada rapat bulan September.

Jumat (1/9) pukul 21.58 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,32% ke 34.832. Indeks S&P 500 menguat 0,36% ke 4.523. Sedangkan Nasdaq Composite justru turun 0,15% ke 14.014.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, tingkat pengangguran naik menjadi 3,8% bulan lalu. Tingkat pengangguran ini naik dibandingkan ekspektasi tidak berubah di 3,5%. Sementara upah naik 0,2% secara bulanan, lebih moderat dari kenaikan 0,4% di bulan Juli.


Nonfarm payrolls meningkat sebesar 187.000 pekerjaan pada bulan Agustus, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi penambahan 170.000 pekerjaan, menurut jajak pendapat para ekonom Reuters. Data bulan Juli direvisi untuk menunjukkan 157.000 penambahan pekerjaan dibandingkan 187.000 penambahan yang dilaporkan sebelumnya.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.977 Hari Ini (1/9), BBRI, BBCA, ASII Paling Banyak Net Buy Asing

Taruhan para pedagang bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan September mencapai 93%. Sementara taruhan jeda pada bulan November naik menjadi 63% setelah laporan pekerjaan, dibandingkan dengan 44,5% pada minggu sebelumnya, menurut FedWatch CME Group.

"Datanya cukup beragam. Reaksi awal adalah karena pasar sangat fokus untuk tidak melihat adanya outlier yang menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga akan terus terjadi," kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa serangkaian data ekonomi AS pekan ini mungkin membuat The Fed kembali ke jalur kenaikan suku bunga sekali lagi.

Laporan penggajian ini mengikuti data terbaru yang menunjukkan penurunan lapangan kerja dan pertumbuhan lapangan kerja swasta yang lebih lemah dari perkiraan. Keduanya menandakan pelemahan pasar tenaga kerja.

Angka inflasi juga mendukung harapan The Fed untuk menghentikan kampanye pengetatan pasar. Hal ini mendorong indeks Nasdaq yang sarat teknologi ke level tertinggi dalam empat minggu pada hari Kamis lalu.

Baca Juga: IHSG Menguat 1,19% Sepekan, Masih Gagal Menembus 7.000

Survei yang dilakukan oleh Institute for Supply Management pada hari Jumat menunjukkan, manufaktur AS mengalami kontraksi selama sepuluh bulan berturut-turut pada bulan Agustus.

Disney dan Charter Communications masing-masing tergelincir 2,0% dan 2,6%, menyeret sektor jasa komunikasi 0,1% lebih rendah. Saham-saham jatuh setelah kedua perusahaan saling bertukar salvo atas perjanjian distribusi mereka yang belum terselesaikan. Saluran seperti ESPN terhenti pada hari Kamis bagi pelanggan layanan kabel Charter's Spectrum.

Harga saham Broadcom turun 4,5% karena pembuat chip tersebut memproyeksikan pendapatan kuartal saat ini di bawah ekspektasi karena melemahnya permintaan perusahaan.

Harga saham Dell Technologies melonjak 21,9% setelah pembuat komputer pribadi tersebut menaikkan perkiraan pendapatan dan laba tahunan. Perusahaan ini mendapat manfaat dari ledakan kecerdasan buatan.

Harga saham Lululemon Athletica naik 4% setelah pembuat pakaian yoga tersebut mengatakan kuartal ketiga menunjukkan sinyal positif. Lululemon menaikkan perkiraan laba dan pendapatan tahunannya untuk kedua kalinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati