Wall Street Menguat, Saham Teknologi Jawara Saat Sektor Keuangan Tertekan

Wall Street Menguat, Saham Teknologi Jawara Saat Sektor Keuangan Tertekan


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street naik pada hari Kamis karena saham terkait teknologi memperpanjang kenaikan kuat baru-baru ini. Sementara saham bank regional Amerika Serikat (AS) turun karena pemerintahan Joe Biden mengusulkan langkah-langkah yang lebih kuat untuk membantu mengurangi risiko.

Kamis (30/3), Dow Jones Industrial Average naik 141,43 poin atau 0,43% menjadi 32.859,03. Indeks S&P 500 naik 23,02 poin atau 0,57% menjadi 4.050,83. Nasdaq Composite bertambah 87,24 poin atau 0,73% menjadi 12.013,47.

Indeks teknologi S&P 500 naik 1,1% dan memberi S&P 500 dorongan terbesarnya. Indeks semikonduktor Philadelphia mencapai level tertinggi dalam hampir setahun. Kenaikan kuat hari Rabu tumbuh di tengah optimisme bahwa penurunan penjualan chip telah berakhir.


Saham bank regional AS turun karena pemerintahan Biden menyerukan aturan yang lebih ketat yang akan memperkuat bank berukuran menengah tanpa harus melewati Kongres.

Baca Juga: Wall Street Naik karena Ketakutan Krisis Bank Memudar, Fokus ke Data Inflasi (30/3)

Indeks bank regional KBW berakhir turun 2% dan indeks keuangan S&P 500 turun 0,3%, satu-satunya sektor S&P 500 yang melemah pada perdagangan yang berakhir Jumat (31/3) pagi.

"Teknologi mungkin merupakan sektor terjauh yang dihapus dari keuangan," jadi telah terjadi rotasi dari keuangan, kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Capital di Chicago kepada Reuters.

Gejolak perbankan telah memicu kekhawatiran tentang krisis keuangan yang lebih luas. Krisis perbankan dimulai awal bulan ini dengan jatuhnya dua bank regional AS, 

Dengan satu hari tersisa di kuartal pertama, sektor teknologi naik sekitar 20% untuk periode tersebut. Sektor lain yang juga melesat adalah layanan komunikasi yang naik sekitar 18%. Nasdaq berada di jalur untuk persentase kenaikan kuartalan terbesarnya sejak akhir tahun 2020.

Baca Juga: Banyak Sentimen Eksternal, IHSG Rawan Lanjut Koreksi Pada Jumat (31/3)

Investor juga menunggu pembacaan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atawa personal consumption expenditures (PCE) Februari yang akan dirilis Jumat. Angka Januari lalu menunjukkan percepatan tajam dalam belanja konsumen.

Tiga pejabat Federal Reserve tetap membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut yang ditujukan untuk menurunkan inflasi. Dua orang di antaranya mencatat masalah sektor perbankan dapat menghasilkan cukup hambatan pada perekonomian.

Pedagang berjangka dana Fed sekarang memprediksikan peluang 55% dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Fed 2-3 Mei.

Data pada hari Kamis menunjukkan, klaim pengangguran minggu lalu naik lebih dari yang diharapkan dari minggu sebelumnya. Data ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang mendingin.

Secara terpisah, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS kuartal keempat sedikit lebih rendah pada 2,6% dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 2,7%. Data tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi mendukung potensi kebijakan Fed yang lebih lunak.

Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah 0,45% Pada 6.808 Kamis (30/3), Sektor Energi Turun Dalam

Dalam laporan lain, Departemen Perdagangan AS mengonfirmasi bahwa ekonomi tumbuh dengan solid pada kuartal keempat. Tetapi sebagian besar peningkatan output berasal dari akumulasi inventaris.

Harga saham Alibaba Group Holding yang terdaftar di AS naik 3,5% di tengah laporan bahwa cabang logistiknya telah memulai persiapan dengan bank untuk penawaran umum perdana Hong Kong. Sementara JD.Com melonjak 7,8% karena rencana untuk melepaskan cabang infrastruktur real estatnya.

Harga saham Faraday Future Intelligent Electric Inc naik setelah perusahaan ini mengatakan telah memulai produksi mobil listrik mewah pertamanya setelah penundaan selama berbulan-bulan. Tetapi saham ini berakhir turun tipis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati