KONTAN.CO.ID - Wall Street ditutup menguat untuk sesi kedua berturut-turut pada Senin (17/3), setelah investor mencari peluang beli pasca-penurunan selama empat minggu pada Nasdaq dan S&P 500. Selain itu, mereka juga mencermati data ekonomi terbaru untuk menilai dampak kebijakan pemerintahan Trump. Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 353,44 poin (0,85%) menjadi 41.841,63, S&P 500 naik 36,18 poin (0,64%) menjadi 5.675,12, dan Nasdaq Composite menguat 54,58 poin (0,31%) ke 17.808,66.
Baca Juga: Wall Street Naik Tipis, Ditopang Data Penjualan Ritel AS yang Positif Penjualan ritel AS mengalami rebound tipis pada Februari, tetapi masih di bawah ekspektasi, mencerminkan ketidakpastian yang meningkat akibat tarif dan pemecatan besar-besaran pegawai federal. Laporan terpisah menunjukkan aktivitas manufaktur di Negara Bagian New York pada Maret anjlok paling tajam dalam hampir dua tahun. "Satu-satunya tanda pemulihan belanja dari penurunan yang dipicu cuaca buruk pada Januari, serta persiapan sebelum tarif berlaku, hanya terlihat pada belanja daring," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management, Menomonee Falls, Wisconsin. "Sentimen sering kali menjadi indikator buruk bagi belanja, tetapi optimisme yang sebelumnya mendorong konsumsi kini tinggal kenangan." Selain itu, sentimen pembangun rumah di AS turun ke level terendah dalam tujuh bulan pada Maret karena tarif impor bahan bangunan meningkatkan biaya konstruksi. Baca Juga: Trump Sebut Kanada sebagai Negara dengan Tarif Tertinggi di Dunia, Ini Faktanya The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan Rabu (19/3) mendatang, menurut alat pemantau suku bunga CME FedWatch. Pejabat The Fed juga akan mengumumkan proyeksi ekonomi mereka, yang memberikan gambaran konkret tentang bagaimana bank sentral menilai dampak kebijakan Trump terhadap prospek ekonomi AS yang sebelumnya solid. The Fed Bank of Atlanta menyesuaikan perkiraan aktivitas ekonomi kuartal pertama menjadi kontraksi 2,1%, turun dari estimasi 1,6% pada 7 Maret. Pasar saham mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir, dengan S&P 500 turun lebih dari 10% dari rekor tertinggi Februari, menandai koreksi. Namun, pasar kembali menguat pada Jumat setelah investor berburu saham yang diperkirakan lebih tahan terhadap kebijakan Trump. Indeks Dow Jones kini hanya sekitar 3% dari wilayah koreksi setelah dua sesi kenaikan terakhir, sementara Nasdaq telah dikonfirmasi berada dalam zona koreksi sejak 6 Maret. Baca Juga: Wall Street Ditutup Melonjak Tajam: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Disokong Aksi Beli Dari 11 sektor utama S&P, sektor real estat dan energi memimpin kenaikan, sementara sektor konsumsi non-primer menjadi satu-satunya yang melemah. Pada akhir pekan, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan dalam sebuah wawancara bahwa "tidak ada jaminan" AS akan terhindar dari resesi. Saham Tesla turun 4,79% setelah perusahaan sekuritas Mizuho memangkas target harga saham produsen kendaraan listrik tersebut dari US$515 menjadi US$430. Saham Tesla telah anjlok 41% sepanjang tahun ini. Saham perusahaan komputasi kuantum seperti D-Wave Quantum dan Quantum Corp melonjak masing-masing 10,15% dan 40,09%, setelah produsen chip kecerdasan buatan Nvidia membuka konferensi tahunannya.