Wall Street menguat terangkat kenaikan harga minyak yang mencapai lebih dari 20%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat pada perdagangan Kamis (2/4). Penguatan indeks saham Amerika Serikat (AS) ini dipicu oleh kenaikan harga minyak meski data tenaga kerja AS masih tertekan.

Kamis (2/4), Dow Jones Industrial Average menguat 2,24% ke 21.413,44. Indeks S&P 500 naik 2,28% ke 2.526,90. Sedangkan Nasdaq Composite naik 1,72% ke 7.487,31.

Bursa terangkat akibat kenaikan harga minyak WTI untuk kontrak Mei 2020 yang mencapai 24,67% ke posisi US$ 25,32 per barel dari hari sebelumnya US$ 20,31 per barel. Harga minyak brent kontrak Juni 2020 pun melesat 21,02% ke US$ 29,94 per barel pada perdagangan kemarin.


Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Terseret Capital Outflow

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia berharap Arab Saudi dan Rusia akan segera mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang harga minyak. Reuters melaporkan bahwa Saudi meminta pertemuan darurat para produsen minyak.

"Aksi jual yang terjadi hari sebelumnya merupakan antisipasi data tenaga kerja dan investor mencari jalan masuk karena kondisi tenaga kerja diramal memburuk," kata Jamie Cox, managing partner Harris Financial Group kepada Reuters.

Fox menambahkan bahwa trading sebagian besar terjadi pada surat utang karena jika harga minyak stabil, pasar obligasi akan stabil dan mengurangi risiko gagal bayar.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Masih Rawan Aksi Ambil Untung

Pada Jumat (3/4) pukul 4.11 WIB, infeksi virus corona seluruh dunia melampaui 1 juta kasus dengan jumlah korban meninggal mencapai 52.771 orang menurut data Center for Systems Science and Engineering John Hopkins University. Sebanyak 210.055 orang dinyatakan sembuh.

Kabar buruk lain adalah lonjakan data klaim pengangguran awal yang naik menjadi 6,65 juta, jauh melebihi estimasi tertinggi para ekonom yang sebesar 5,25 juta. "Pasar juga sudah mempersiapkan banyak data yang memburuk sehingga pasar tidak terlalu terguncang," kata JJ Kinahan, chief market strategist TD Ameritrade kepada Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati