Wall Street Menguat, Terdorong Kenaikan Saham Teknologi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street menguat pada akhir perdagangan Selasa (25/7), dipimpin kenaikan indeks Nasdaq yang padat teknologi. Peluncuran produk kecerdasan buatan oleh perusahaan teknologi raksasa seperti Alphabet dan Microsoft diyakini akan mendorong pendapatannya.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 26,83 poin, atau 0,08% ke level 35.438,07, S&P 500 naik 12,82 poin, atau 0,28%, ke level 4.567,46 dan Nasdaq Composite naik 85,69 poin, atau 0,61% ke level 14.144,56.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 9,75 miliar saham, dengan rata-rata 10,32 miliar untuk 20 hari perdagangan terakhir.


Baca Juga: Wall Street (25/7): Dow Turun, Nasdaq dan S&P 500 Naik Jelang Keputusan The Fed

Perusahaan teknologi Microsoft dan Alphabet telah meluncurkan serangkaian produk AI sejak OpenAI, yang didukung oleh Microsoft, merilis ChatGPT pada akhir tahun 2022. 

Investor berharap produk baru tersebut akan membantu raksasa teknologi mengimbangi perlambatan bisnis cloud mereka.

Saham Alphabet dan Microsoft masing-masing naik 0,6% dan 1,7%.  "Bila Anda memiliki antusiasme sebesar ini untuk tema investasi tertentu, Anda tidak memerlukan banyak alasan untuk menggerakkan pasar. Ini adalah inersia," kata Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers.

The Fed diyakini akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps pada pertemuan kebijakan Rabu pekan ini.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Naik Menjelang Laporan Big Tech pada Selasa (25/7)

"Pertemuan Federal Reserve besok mengingatkan pasar bahwa ini akan menjadi kenaikan yang kedua terakhir, jika bukan yang terakhir, kenaikan suku bunga, dan itu telah menjadi perhatian utama pasar, terutama untuk saham teknologi," kata Rishi Sadarangani, kepala investasi di hedge fund R/Evolution Gate.

Sebuah survei menunjukkan kepercayaan konsumen meningkat ke level tertinggi dua tahun di bulan Juli, di tengah berlanjutnya optimisme tentang pasar tenaga kerja meskipun ada kekhawatiran tentang resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi