Wall Street Menguat Tipis di Tengah Data Ekonomi AS yang Beragam



KONTAN.CO.ID - Indeks saham utama Wall Street menguat di awal perdagangan hari ini. Investor menganalisis kumpulan data ekonomi yang beragam untuk mendapatkan petunjuk kapan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pertamanya.

Kamis (15/2) pukul 21.48 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,45% ke 38.596. Indeks S&P 500 menguat 0,25% ke 5.012. Sedangkan Nasdaq Composite turun tipis 0,02% ke 15.852.

Laporan Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) menunjukkan, penjualan ritel turun 0,8% pada bulan Januari. Penurunan ini lebih dalam jika dibandingkan dengan penurunan 0,1% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.


Taruhan untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin di bulan Mei naik tipis menjadi 44,5%, dari hampir 39% sebelum data tersebut dirilis. Sementara peluang untuk bulan Juni mencapai 83%, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

“(Laporan) penjualan ritel adalah titik data sempurna yang dibutuhkan pasar saat ini,” kata Phil Blancato, CEO Ladenburg Thalmann Asset Management kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Melonjak 1,30% Hari Ini (15/2), Net Buy Asing Mencapai Rp 2,73 Triliun

Di sisi lain, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran negara mencapai 212.000 untuk pekan yang berakhir 10 Februari. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan perkiraan angka 220.000.

“Kita berada dalam skenario di mana The Fed tidak akan mendapatkan data yang cukup untuk memangkas setidaknya sampai bulan September. Kami memperkirakan pemotongan akan lebih jauh lagi karena masih banyak aspek lain dari perekonomian AS yang masih sulit untuk dilakukan,” imbuh Blancato.

Data tersebut muncul setelah laporan inflasi yang lebih hangat dari perkiraan. Data yang beragam menyebabkan lebih banyak ketidakpastian mengenai waktu penurunan suku bunga tahun ini. Namun, investor merasa lega setelah para pengambil kebijakan mengatakan tekanan harga masih moderat, meskipun jalan menuju target inflasi 2% mungkin akan penuh tantangan.

Wall Street kembali melemah pada hari Rabu setelah kelesuan yang disebabkan oleh inflasi. S&P 500 ditutup di atas angka psikologis 5.000 poin untuk ketiga kalinya bulan ini.

Baca Juga: IHSG Menguat 1,30% Hari Ini, Simak Prediksi Untuk Esok

Nvidia melengserkan perusahaan induk Google, Alphabet, menjadi perusahaan paling bernilai ketiga di negara itu beberapa hari setelah perusahaan tersebut mengambil alih posisi Amazon.com. Penguatan harga saham Nvidia didorong oleh antusiasme seputar kecerdasan buatan (AI).

Komentar dari Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, yang akan dirilis hari ini, juga akan dicermati pasar. Pernyataan kedua pejabat The Fed dinilai akan membawa perspektif terhadap prospek pelonggaran kebijakan moneter.

Data produk domestik bruto (PDB) yang dirilis baru-baru ini menunjukkan bahwa Inggris dan Jepang, dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Optimisme investor juga didukung oleh musim yang kuat yang menunjukkan hampir 80% perusahaan S&P 500 melampaui ekspektasi pendapatan, menurut data LSEG. angka tersebut melampaui rata-rata tahunan sebesar 76%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati