Wall Street menguat tipis, Dow Jones masih turun dalam sepekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak tipis-tipis pada awal perdagangan Jumat (11/6). Data inflasi menenangkan kekhawatiran atas kemungkinan lonjakan jangka panjang dalam harga konsumen. Kini, investor mengalihkan fokus ke pertemuan Federal Reserve minggu depan untuk isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneter.

Jumat (11/6) pukul 21.15 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0,02% ke 34.472. Indeks S&P 500 naik 0,13% ke 4.245. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,24% ke 14.054.

S&P 500 telah melonjak ke rekor tertinggi pada hari Kamis karena investor mengurangi ekspektasi untuk pengetatan kebijakan awal oleh The Fed. Data harga konsumen Mei menunjukkan bahwa lonjakan inflasi baru-baru ini akan bersifat sementara.


Sebagian besar lonjakan harga di bulan Mei berasal dari barang-barang seperti komoditas dan tiket pesawat dan diperkirakan bersifat sementara.

Baca Juga: IHSG menguat 0,5% sepekan, kapitalisasi pasar bursa sentuh Rp 7.210,56 triliun

Dengan data terbaru yang juga menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja, The Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan akomodatif, yang positif untuk saham dan aset berbasis risiko lainnya.

"Mereka masih fokus pada dua laporan ketenagakerjaan terakhir, yang jauh lebih lemah dari yang diantisipasi. Jadi The Fed harus menunggu data tambahan bahkan sebelum berbicara tentang pengurangan," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi. di CFRA Research di New York kepada Reuters.

Stovall mengatakan, pertemuan yang akan datang ditambah pertemuan pada akhir Juli mungkin tidak akan menghasilkan perubahan kebijakan, atau bahkan sekadar wacana perubahan kebijakan.

Baca Juga: Ini sederet penopang penguatan rupiah sepekan terakhir

S&P 500 dan Nasdaq menuju kenaikan mingguan. Kurangnya katalis utama dan jeda musim panas dalam perdagangan membuat kedua indeks bergerak di kisaran sempit.

Tetapi kelemahan dalam saham industri utama membuat Dow Jones turun 0,80% secara mingguan. Pasar pun ragu rencana belanja infrastruktur Presiden Joe Biden senilai US$ 2,3 triliun akan terwujud.

Baca Juga: Ditopang data ekonomi domestik, IHSG naik 0,5% sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati