Wall Street menguat usai data tenaga kerja AS tenangkan kekhawatiran inflasi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan ini dengan sokongan dari saham sektor teknologi. Keperkasaan bursa saham Amerika Serikat (AS) datang setelah data tenaga kerja lebih lemah dari proyeksi para analis.

Jumat (4/6), indeks Dow Jones Industrial Average naik 86,23 poin atau 0,25%  ke 34.663,27 dan indeks S&P 500 menguat 24,64 poin atau 0,59% menjadi 4.217,49. Indeks Nasdaq Composite pun terkerek 144,78 poin atau 1,06%, ke posisi 13.759,29.

Pada hari ini, Departemen Tenaga Kerja melaporkan, data non farm payrolls naik 559.000 pekerjaan di bulan Mei. Kenaikan dibantu oleh vaksinasi Covid-19 yang luas dan pembukaan kembali ekonomi.


Namun, realisasi data tenaga tenaga kerja tersebut di bawah proyeksi. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 650.000 pekerjaan baru di bulan lalu. 

"Data pekerjaan telah membantu menenangkan kegelisahan investor tentang ketakutan lonjakan inflasi," kata Josh Wein, Portfolio Manager di Hennessy Funds.

Baca Juga: SPAC William Ackman Pershing masuk Universal Music senilai US$ 40 miliar

"Kekhawatiran inflasi berlebihan, dan ini lebih merupakan masalah partisipasi tenaga kerja saat ini daripada ketakutan akan ekonomi yang terlalu panas karena masalahnya terletak pada sisi penawaran dan bukan pada permintaan," tambah dia. 

Kekhawatiran bahwa rebound ekonomi yang kuat dapat menyebabkan periode inflasi yang berkepanjangan dan mendorong Federal Reserve untuk mempertimbangkan mengurangi dukungan tingkat krisisnya telah membebani pikiran investor baru-baru ini.

Pada perdagangan kali ini, sektor teknologi S&P menguat 1,4% dan perusahaan dengan pertumbuhan tinggi lainnya juga menguat karena imbal hasil obligasi AS jangka panjang melemah. 

Indeks utama Wall Street akan naik setidaknya untuk minggu kedua berturut-turut di tengah optimisme tentang rebound ekonomi di tengah serangkaian data yang menggembirakan minggu ini.

Selanjutnya: Poundsterling jawara mata uang paling menguntungkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari