Wall Street menunggu stimulus, investor beralih ke saham terkait siklus ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street cenderung menguat di tengah harapan stimulus pemerintah Amerika Serikat (AS). Selasa (21/7), Dow Jones Industrial Average menguat 0,60% ke 26.840,4. 

Indeks S&P 500 menguat 0,17% ke 3.257,3. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,81% ke 10.860,36. Saham-saham sektor energi naik 6,2%. Ini menjadi kenaikan terbesar sejak 5 Juni, ditpang oleh kenaikan harga minyak.

Musim laporan keuangan menjadi salah satu pendorong bursa. Baru 58 penghuni S&P 500 yang melaporkan kinerja kuartal kedua. Menurut data Refinitiv, dari laporan emiten yang masuk, sekitar 77,6% melaporkan kinerja di atas konsensus.


Baca Juga: IHSG hari ini berpeluang menguat terbatas dan bertahan di 5.100

Investor mulai merotasi portofolio ke saham-saham yang sensitif terhadap siklus ekonomi. Investor optimistis mpemerintah AS akan mengucurkan stimulus baru untuk menjaga pemulihan ekonomi dari resesi akibat pandemi corona.

Saham-saham sektor keuangan, industri dan energi menjadi penopang S&P 500 dan blue chip Dow Jones. Di sisi lain, penurunan harga saham-saham teknologi memukul Nasdaq.

Sejak awal tahun, S&P tercatat naik 0,8%. Sedangkan Nasaq menguat 19% sejak 1 Januari dan Dow Jones masih turun 6%. 

Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel membenarkan penguatan di saham-saham yang sensitif terhadap ekonomi. "Tebakan saya, ini karena stimulus di AS dan Eropa serta laporan kinerja emiten yang cenderung baik di berbagai perusahaan yang berbeda," kata Tuz kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG berpeluang naik hari ini, analis ingatkan investor untuk waspadai profit taking

Di tengah infeksi virus corona yang makin tinggi di AS, parlemen di Capitol Hill berupaya menemukan titik temu mengenaik paket stimulus dalam kurang dari dua pekan sebelum paket lama bantuan tambahan pengangguran kedaluarsa pada akhir Juli.

Di Eropa, 27 negara anggota Uni Eropa mencapai kesepakatan untuk rencana pemulihan pandemi senilai US$ 857 miliar dalam pertemuan lima hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati