Wall Street merosot lagi akibat profit taking saham-saham teknologi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street tumbang masih karena penurunan lanjutan saham-saham teknologi. Klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) pekan lalu yang turun pun tidak mampu menahan kejatuhan bursa saham.

Kamis (17/9), Dow Jones Industrial Average turun 0,47% ke 27.901,98. Indeks S&P 500 melemah 0,84% ke 3.357,01. Sedangkan Nasdaq Composite merosot 1,27% ke 10.910,28.

Harga saham Amazon.com Inc merosot 2,3% dan Apple Inc turun 1,6%. Kedua saham ini menjadi pemberat terbesar indeks S&P 500 dan Nasdaq. Pekan lalu, Nasdaq merosot 10% dari level tertinggi dan mengonfirmasi koreksi yang dimulai pada 2 September.


Jake Dollarhide, chief executive officer Longbow Asset Management mengatakan bahwa sejak level terendah Maret lalu, pasar saham menguat dengan dukungan sejumlah saham teknologi. "Saham-saham ini memiliki pekan terakhir Agustus yang luar biasa dan saya pikir kini menjadi skenario profit taking yang rasional," kata Dollarhide kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG hari ini (18/9) bisa melemah lagi, saham berikut bisa jadi pilihan

Pekan lalu, tiga indeks utama Wall Street mencatat penurunan kedua mingguan. Investor menjual saham-saham teknologi yang memicu kenaikan S&P 500 ke rekor tertinggi. Dollarhide memperkirakan sektor ini akan pulih sebelum akhir tahun.

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran pekan lalu lebih rendah daripada sebelumnya. Tapi, klaim tunjangan ini masih berada di angka yang besar. Rabu (16/9), Federal Reserve berjanji akan menjaga suku bunga di level terendah untuk beberapa waktu agar ekonomi AS bisa pulih. 

Baca Juga: IHSG berpeluang menguat pada Jumat (18/9), berikut rekomendasi saham dari analis

Gubernur The Fed Jerome Powell menjabarkan sejumlah faktor yang perlu dicermati, termasuk pertumbuhan gaji, partisipasi angkatan kerja, dan ketimpangan pengangguran terhadap minoritas sebelum The Fed melihat kondisi ketenagakerjaan pulih maksimal. Setelah itu, baru The Fed mempertimbangkan tingkat suku bunga.

Klaim pengangguran turun 33.000 menjadi 860.000 pada pekan yang berakhir 12 September. Polling Reuters memperkirakan 850.000 klaim pengangguran pada pekan lalu.

"Investor suka ketika The Fed menurunkan suku bunga karena mereka melihat pasar akan positif. Tapi ketika The Fed mengatakan perlu menjaga suku bunga rendah lebih lama, maka orang-orang akan khawatir kondisi ekonomi," imbuh Dollarhide.

Baca Juga: Kurs Rupiah Hari Ini Berpotensi Menguat di Hadapan Dollar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati